Oleh : Ni Made Puspita Putri Giri, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Pendidikan adalah kunci utama dalam membentuk masa depan suatu bangsa. Melalui pendidikan yang baik, kita dapat mencetak generasi yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global. Lalu dengan Pendidikan yang inklusif dan merata dapat membuka peluang bagi semua anak, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi , Anak yang harus diberikan perhatian lebih Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan sosial yang kurang beruntung. Pendidikan harus menjadi hak bagi semua, bukan hanya untuk segelintir orang. Anak berkebutuhan khusus adalah bagian dari masyarakat yang memiliki hak yang sama untuk belajar dan berkembang. Tenaga Pendidik harus memahami karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dapat memberikan pendidikan yang sesuai, membantu mereka beradaptasi, dan mencapai potensi maksimal. Maka dari itu Pendidikan inklusif berarti menyediakan kesempatan belajar bagi setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Tenaga Pendidik atau yang kita kenal sebutan Guru berperan besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung keberagaman kebutuhan dan kemampuan anak didik atau Siswa siswinya . Tanpa pemahaman dan keterampilan khusus, pendidik mungkin Tenaga Pendidik kesulitan mengoptimalkan potensi pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) .
Tenaga Pendidik atau dikenal sebutan Guru adalah pilar utama dalam membangun lingkungan kelas yang inklusif dan ramah bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan khusus dapat membuat Tenaga Pendidik atau Guru lebih sensitif terhadap kendala yang dihadapi oleh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sekaligus mampu merancang Metode dan Pendekatan pengajaran yang tepat. Merancang mengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki tantangan tersendiri, baik dari segi metode pembelajaran, komunikasi, maupun kesabaran. Dengan pelatihan yang tepat, tenaga pendidik atau guru bisa lebih siap menghadapi tantangan ini, memberikan pembelajaran yang efektif, serta menciptakan suasana belajar yang positif bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sudah Menjadi rahasia umum Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sering kali membutuhkan pendekatan yang lebih personal dalam proses belajar-mengajar. Tenaga Pendidik atau guru yang memiliki empati dan memahami perbedaan kebutuhan tiap anak akan lebih mampu memberikan dukungan yang diperlukan oleh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sehingga mereka dapat belajar dan berkembang dengan nyaman. Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) membutuhkan pemahaman mendalam mengenai berbagai kebutuhan khusus, seperti autisme, disabilitas intelektual, atau gangguan sensorik. Tenaga Pendidik nantinya atau Guru yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dapat membantu ABK mencapai potensi mereka, serta merasa diterima dan dihargai di sekolah.
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh colon tenaga pendidik dalam mengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah trampil dalam bahasa Isyarat. Calon Tenaga pendidik penting untuk belajar bahasa isyarat dan bisa memperaktekan jika mengajar anak-anak berkebutuhan khusus, terutama mereka yang memiliki gangguan pendengaran atau bicara. Anak yang memiliki gangguan pendengaran atau Tunarungu biasanya menggunakan bahasa isyarat sebagai bentuk komunikasi utama karena mereka sulit atau tidak dapat mendengar suara. Bahasa isyarat memberikan cara bagi mereka untuk berkomunikasi secara efektif tanpa bergantung pada suara atau kata-kata lisan. Selain itu Anak dengan autisme atau gangguan perkembangan lainnya sering kali mengalami kesulitan dalam memahami atau menggunakan bahasa lisan. Bahasa isyarat, terutama yang sederhana dan mudah dipahami, bisa membantu mereka mengekspresikan diri dan memahami orang lain secara visual.Anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memiliki intelektual di atas rata-rata sering kali disebut sebagai anak gifted atau berbakat istimewa. Mereka memiliki kemampuan intelektual, kreativitas, atau bakat tertentu yang jauh melampaui anak-anak seusia mereka. Meskipun memiliki kecerdasan tinggi, mereka tetap memerlukan perhatian khusus karena sering menghadapi tantangan unik, baik dalam hal emosional maupun sosial. Ciri-ciri spesifik anak berbakat istimewa atau gifted (GIF) mencakup beberapa aspek yang membedakan mereka dari anak-anak pada umumnya. Anak-anak ini sering kali menunjukkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti pemahaman konsep yang cepat dan daya ingat yang luar biasa. Mereka juga cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar, kemampuan berpikir kritis, serta kreativitas yang menonjol dalam berbagai bidang, seperti seni, sains, atau matematik.Selain itu, sering menunjukkan kepekaan emosional yang tinggi dan kemampuan untuk berempati dengan orang lain, meskipun mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan teman sebaya. Ciri-ciri lain yang sering terlihat adalah motivasi internal yang kuat untuk belajar dan berprestasi, serta kemampuan untuk bekerja secara mandiri dengan tingkat fokus yang tinggi.
Maka dari itu mempersiapkan tenaga pendidik masa depan yang inklusif dan peduli dengan anak berkebutuhan khusus sangatlah penting untuk mewujudkan pendidikan yang adil dan merata. Dengan dukungan tenaga pendidik yang paham tentang kebutuhan individual setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung keberagaman. Tenaga pendidik yang inklusif tidak hanya membantu siswa berkebutuhan khusus mencapai potensi terbaiknya, tetapi juga menumbuhkan rasa empati, toleransi, dan keterbukaan di antara seluruh siswa. Ini akan menciptakan generasi yang lebih peduli, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan global di masa depan. Melalui pendidikan yang inklusif, kita turut membangun masyarakat yang menghargai perbedaan dan memberdayakan setiap individu, tanpa memandang keterbatasan atau keunikannya.