Oleh: Ni Luh Kendran dan Ni Luh Kadek Wulan Candrika Dewi, S1 Manejemen, Universitas Pendidikan Ganesha
Pancasila, sebagai dasar dan landasan negara Indonesia, bukan hanya sekadar seperangkat prinsip yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Lebih dari itu, Pancasila adalah kompas moral yang mendasari segala aspek kehidupan, termasuk dunia bisnis dan manajemen. Seorang manajer yang memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pengelolaan organisasinya akan membawa dampak positif tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dan negara secara keseluruhan. Dalam konteks profesi manajer, keberadaan Pancasila menjadi semakin krusial karena nilai-nilainya mencerminkan landasan etika dan moral yang sangat dibutuhkan untuk mengelola tim dan organisasi dengan integritas dan tanggung jawab.
Sila pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, menjadi fondasi spiritual yang memandu kebijakan dan tindakan seorang manajer. Keberagaman agama di Indonesia mengajarkan toleransi dan kerjasama lintas keyakinan. Seorang manajer yang menjadikan ketuhanan sebagai prinsip utama akan cenderung memperlakukan semua karyawan dengan adil tanpa memandang latar belakang agama atau kepercayaan mereka. Nilai-nilai kebijaksanaan dan integritas yang muncul dari sila pertama Pancasila juga akan membimbing manajer dalam pengambilan keputusan yang etis dan bertanggung jawab.
Sila kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, menjadi dasar dalam membangun hubungan antar-manusia di lingkungan kerja. Seorang manajer yang mengutamakan kemanusiaan akan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, di mana setiap individu dihargai tanpa memandang jenis kelamin, suku, atau status sosial. Pemberdayaan karyawan, peningkatan kesejahteraan, dan perhatian terhadap kebutuhan psikologis staf akan menjadi fokus utama bagi manajer yang menjunjung tinggi sila kedua Pancasila.
Sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, membawa konsep solidaritas dan persatuan dalam berbagai tingkatan masyarakat. Dalam konteks manajemen, hal ini menekankan pentingnya kerjasama tim dan kolaborasi di antara berbagai departemen dan tingkatan dalam organisasi. Seorang manajer yang menjalankan sila ketiga akan mendorong budaya kerja yang bersifat inklusif dan saling mendukung, menciptakan suasana di mana setiap karyawan merasa sebagai bagian integral dari kesuksesan perusahaan.
Sila keempat, “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan”, memberikan dasar bagi partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan. Seorang manajer yang mempraktikkan sila keempat ini akan menciptakan mekanisme partisipatif di mana ide-ide karyawan dihargai dan dipertimbangkan. Ini tidak hanya meningkatkan kreativitas dan inovasi, tetapi juga memperkuat rasa memiliki dan komitmen karyawan terhadap tujuan bersama.
Terakhir, sila kelima, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, memandu manajer dalam menerapkan keadilan dalam kebijakan perusahaan. Ini mencakup keadilan dalam distribusi sumber daya, peluang karir, dan perlakuan terhadap seluruh anggota organisasi. Seorang manajer yang berpegang teguh pada sila kelima akan memastikan bahwa kebijakan pengembangan karyawan, sistem insentif, dan peluang karir didesain untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan di seluruh lapisan perusahaan.
Secara keseluruhan, Pancasila berfungsi sebagai kompas moral yang membimbing seorang manajer dalam mengelola organisasi dengan integritas, keadilan, dan perhatian terhadap kesejahteraan karyawan. Manajer yang menerapkan nilai-nilai Pancasila tidak hanya akan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif, tetapi juga akan berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan negara secara lebih luas. Oleh karena itu, kesadaran dan implementasi nilai-nilai Pancasila oleh para manajer bukanlah hanya tanggung jawab etis, tetapi juga merupakan strategi yang cerdas untuk mencapai keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan dan negara.
Namun, tidak sebatas itu, penting untuk diakui bahwa eksplorasi nilai-nilai Pancasila dalam pembentukan kepribadian mahasiswa jurusan Manajemen yang akan menjadi calon manajer juga melibatkan implementasi nilai-nilai tanggung jawab sosial dan keberlanjutan. Dalam dunia bisnis yang terus berubah dan semakin terhubung secara global, mahasiswa Manajemen perlu memahami konsep ini secara mendalam. Hal ini mencakup tanggung jawab terhadap dampak bisnis terhadap lingkungan, keberlanjutan sumber daya, dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pentingnya Pancasila sebagai pedoman moral bagi profesi manajer terlihat pula dalam nilai keadilan dan persamaan hak. Seorang manajer yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip Pancasila akan berusaha menciptakan lingkungan kerja yang adil dan merata, di mana setiap anggota tim memiliki peluang yang sama untuk berkembang. Ini menciptakan atmosfer yang inklusif dan mendukung pertumbuhan profesional bagi semua anggota tim.
Dalam konteks bisnis global yang terus berkembang,calon Manajer perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Pancasila menanamkan nilai-nilai ini dengan memandang keberagaman sebagai kekayaan dan kekuatan yang harus dihargai dan dimanfaatkan. Seorang manajer yang dapat menghargai perbedaan dan memotivasi timnya untuk bekerja bersama dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan inovatif.
Dalam merangkul nilai-nilai Pancasila, calon Manajemer juga diharapkan untuk menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Prinsip keadilan sosial dan tanggung jawab sosial perusahaan yang tercermin dalam Pancasila mengajarkan mahasiswa untuk tidak hanya fokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pada kontribusi mereka terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Dengan demikian, eksplorasi nilai-nilai Pancasila dalam pembentukan kepribadian mahasiswa jurusan Manajemen tidak hanya mencakup aspek etika dan moral, tetapi juga melibatkan tanggung jawab sosial dan kesadaran akan dampak bisnis terhadap masyarakat dan lingkungan. Mahasiswa Manajemen yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam tindakan mereka akan menjadi pemimpin yang tidak hanya sukses secara bisnis, tetapi juga membawa perubahan positif dalam masyarakat secara lebih luas. Dengan demikian, Pancasila bukan hanya pedoman moral, tetapi juga kunci untuk membentuk mahasiswa Manajemen menjadi pemimpin yang berintegritas, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.