Pentingnya Pemahaman HAM bagi Mahasiswa: Menyuarakan Keadilan dan Hak Asasi Manusia

Oleh : Ni Luh Putu Purnama Dewi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha

HAM (Hak Asasi Manusia) adalah standar yang mengakui dan melindungi martabat semua manusia. Hak asasi manusia mengatur bagaimana manusia hidup dalam masyarakat dan satu sama lain, serta hubungan mereka dengan negara dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap mereka. Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak tersebut “dianugerahkan secara alamiah” oleh alam semesta, Tuhan, atau nalar. Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini bahwa hak asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-klaim kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak tersebut hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut.

Undang-undang hak asasi manusia mewajibkan pemerintah untuk melakukan beberapa hal, dan melarang pemerintah melakukan hal lain. Individu juga mempunyai tanggung jawab dalam menggunakan hak asasinya. Ia harus menghormati orang lain dan tidak ada pemerintah, kelompok, atau individu yang berhak melakukan apa pun yang melanggar hak orang lain. Hak asasi manusia berlaku kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja. Hak asasi manusia pada prinsipnya tidak dapat dicabut, tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Semua orang di seluruh dunia berhak atas hak tersebut. Tidak seorang pun dapat dengan sukarela melepaskan hak tersebut. Begitu pula orang lain tidak dapat merampas hak tersebut darinya. Terwujudnya satu hak sering kali bergantung, baik sebagian maupun seluruhnya, pada terwujudnya hak-hak lainnya. Misalnya, terwujudnya hak atas kesehatan mungkin bergantung pada terwujudnya hak atas pendidikan atau hak atas informasinya.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah prinsip universal yang mengakui bahwa setiap individu memiliki nilai inheren dan martabat yang harus dihormati dan dilindungi oleh negara dan masyarakat. Dalam konteks pendidikan tinggi, pemahaman terhadap HAM tidak hanya penting sebagai teori akademis, tetapi juga sebagai landasan moral yang memandu tindakan mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan dan hak-hak asasi manusia. Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial memiliki peran yang signifikan dalam mengadvokasi keadilan dan mendorong perlindungan terhadap HAM. Pemahaman HAM memberikan mahasiswa landasan filosofis yang kuat dalam memahami nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar. Ini bukan sekadar pengetahuan teoretis, tetapi sebuah kesadaran moral yang memandu perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari dan dalam situasi yang lebih luas, seperti perjuangan sosial dan politik. Mahasiswa yang memahami HAM cenderung lebih peka terhadap ketidakadilan yang terjadi di sekitar mereka dan merasa terpanggil untuk bertindak.

Pendidikan tentang HAM juga membekali mahasiswa dengan pemahaman yang mendalam tentang sejarah perjuangan manusia dalam mencapai martabat dan keadilan. Mereka belajar dari pengalaman buruk masa lalu dan berkomitmen untuk mencegahnya terulang di masa depan. Misalnya, kasus-kasus genosida, penindasan politik, diskriminasi rasial, dan pelanggaran terhadap kebebasan berbicara menjadi pelajaran nyata yang meneguhkan tekad untuk tidak membiarkan kejahatan serupa terjadi lagi. Sebagai garda terdepan perubahan sosial, mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam menyuarakan keadilan. Mereka tidak hanya berkontribusi dalam diskusi akademis, tetapi juga turun ke jalan untuk memprotes ketidakadilan dan memperjuangkan hak-hak yang terpinggirkan. Contoh nyata termasuk peran mahasiswa dalam gerakan hak sipil di Amerika Serikat atau gerakan pro-demokrasi di berbagai negara di dunia.

Kemampuan mahasiswa untuk memahami, menganalisis, dan mengartikulasikan isu-isu HAM secara jernih juga merupakan aset berharga dalam menciptakan kesadaran publik dan mempengaruhi kebijakan pemerintah. Mereka dapat menjadi penggerak utama dalam menggalang dukungan masyarakat untuk perubahan legislatif dan perlindungan terhadap hak-hak dasar. Pemahaman yang kuat tentang HAM di kalangan mahasiswa bukan hanya bermanfaat secara individual, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat secara keseluruhan. Mahasiswa yang terdidik tentang HAM cenderung menjadi pemimpin yang lebih etis dan bertanggung jawab dalam masyarakat mereka. Mereka memperjuangkan keadilan tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga untuk orang lain yang mungkin tidak memiliki suara atau kekuatan politik untuk memperjuangkannya.

Pengaruh ini meluas ke berbagai sektor, termasuk politik, hukum, pendidikan, dan kebijakan publik. Mahasiswa yang memahami HAM dapat mempengaruhi pembuat kebijakan untuk mengimplementasikan undang-undang yang lebih adil dan melindungi hak-hak minoritas, pekerja migran, perempuan, dan kelompok rentan lainnya. Mereka juga berperan dalam mendesak lembaga-lembaga internasional untuk menegakkan standar HAM global dan memerangi pelanggaran HAM di seluruh dunia. Meskipun pentingnya pemahaman HAM bagi mahasiswa jelas, mereka juga dihadapkan pada tantangan nyata dalam upaya mereka untuk menyuarakan keadilan. Di banyak negara, mahasiswa sering menghadapi represi politik dan bahkan kekerasan fisik ketika mereka berusaha untuk memperjuangkan HAM. Beberapa pemerintah otoriter bahkan membatasi kebebasan akademik dan mengintimidasi mahasiswa yang kritis terhadap rezim mereka.

Selain itu, tidak semua mahasiswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan tentang HAM. Kurikulum yang tidak memadai, keterbatasan sumber daya, dan ketidakcukupan pengajaran tentang HAM dapat menjadi hambatan dalam membangun pemahaman yang mendalam di kalangan mahasiswa secara global. Pemahaman HAM bagi mahasiswa bukan hanya tentang memperluas pengetahuan akademis mereka tetapi juga tentang memperkuat komitmen moral mereka untuk berkontribusi pada perubahan sosial yang positif. Melalui kesadaran ini, mahasiswa dapat memainkan peran yang signifikan dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan manusiawi. Pendidikan tentang HAM harus ditingkatkan di semua tingkatan pendidikan tinggi untuk menghasilkan pemimpin masa depan yang tidak hanya kompeten secara intelektual tetapi juga moral dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi semua manusia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *