Pentingnya Penilaian Objektif dan Inovasi Mendalam dalam Pembelajaran Dikelas Guna Sebagai Pondasi Kesuksesan

Oleh : Deswita Maharani Siagian dan Safrina Yanti, Universitas Malikusssleh

Penilaian objektif dan inovasi yang mendalamadalahduahal yang penting dalam pembelajaran di kelas. Penilaian objektif dapat membantu guru untuk memberikan umpan balik yang akurat dan komprehensif kepada siswa, sehingga siswa dapat memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam belajar. Inovasi yang mendalam dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk sukses di dunia yang terus berubah.

Penilaian objektif adalah penilaian yang tidak biasa dan didasarkan pada kriteria yang jelas dan transparan. Penilaian objektif dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti tes tertulis, tes lisan, proyek, atau portofolio.

Inovasi yang mendalam adalah inovasi yang berdampak signifikan pada proses pembelajaran. Inovasi yang mendalam dapat berupa perubahan pada kurikulum, metode pembelajaran, atau lingkungan belajar.

Berikut beberapa alasan mengapa penilaian objektif dan inovasi yang mendalam penting dalam pembelajaran di kelas:

  1. Membantu siswa untuk belajar secara efektif. Penilaian objektif dapat membantu siswa untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam belajar. Dengan pemahaman ini, siswa dapat mengembangkan strategi belajar yang efektif untuk mengatasi kelemahan mereka. Inovasi yang mendalam dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk sukses di dunia yang terus berubah.
  2. Meningkatkan motivasi siswa. Penilaian objektif yang akurat dan komprehensif dapat memberikan umpan balik positif kepada siswa. Umpan balik positif ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Inovasi yang mendalam dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan  motivasi siswa.
  3. Membantu guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penilaian objektif dapat memberikanin formasi kepada guru tentang efektivitas pembelajaran yang merekalakukan. Informasi ini dapat digunakan guru untuk memperbaiki pembelajaran mereka. Inovasi yang mendalam dapat membantu guru untuk menemukan cara-cara baru untuk mengajar yang lebih efektif.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan penilaian objektif dan inovasi yang mendalam dalam pembelajaran di kelas:

Penilaian objektif: Guru dapat menggunakan tes tertulis yang memiliki pilihan jawaban yang jelas dan tidak bias. Guru juga dapat menggunakan tes lisan yang memiliki pertanyaan yang terbuka dan menuntut siswa untuk berpikir kritis.

Inovasi yang mendalam: Guru dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk bekerjasama dan saling belajar. Guru juga dapat menggunakan teknologi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri.

Penilaian objektif dan inovasi yang mendalam adalah dua hal yang saling melengkapi. Penilaian objektif dapat memberikan dasar yang kuat bagi inovasi yang mendalam. Inovasi yang mendalam dapat membantu untuk meningkatkan objektivitas penilaian.

Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru. Suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.

Pengukuran (measurement), adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.

Pemerintah menetapkan payung hukum sebagai acuan penilaian. Payung hukum itu adalah Permendiknas 20 Tahun 2007 yang mengatur Standar Penilian Pendidikan, yang di dalamnya memuat Standar Penilaian Pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme. Prosedur dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik.

Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.

  1. Sebagai grading, penilaian ditunjukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan pesert adidik lain. Penilaian ini akan menunjukan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm referenced assessment)
  2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk. Atau tidak di sekolah tertentu.
  3. Untuk menggambarkan sejauh mana scoring peserta didik telah menguasai kompetensi
  4.  Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program. Pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
  5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu Guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
  6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostic merupakan peranan utama dalam penilaian.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *