Pentingnya Sex Education Pada Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar

Oleh : Gita Fajrina, Universitas Pendidikan Ganesha

Kekerasan seksual pada anak dibawah umur kian merajalela. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada pertengahan tahun 2024 mencatat kasus kekerasan seksual di Indonesia telah mencapai 11.000 kasus dan masih menunjukkan peningkatan. Maraknya kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak dibawah umur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah rendahnya pemahaman mengenai pendidikan seks (sex education) sedari dini. Beberapa orang tua menganggap bahwa pendidikan seks (sex education) untuk anak usia dini adalah hal yang tabu. Seksualitas merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ranah seksual tidak hanya tentang reproduksi manusia, namun juga terkait dengan kebiasaan, moral, agama, dan juga hukum.

Kemajuan teknologi saat ini dapat memberikan sebuah manfaat sekaligus tantangan bagi perkembangan psikologis dan sosial anak. Tanpa pengawasan dari orang tua, anak-anak dapat dengan mudahnya mengakses gambar-gambar yang tidak sepatutnya mereka lihat. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap segala hal mereka miliki, termasuk tentang seksualitas pada tubuh mereka. Dengan memberikan sex education yang tepat dapat membantu menjawab rasa ingin tahu tersebut dengan cara yang sehat dan sesuai usia mereka. Hal ini tentunya berkaitan dengan sistem pendidikan yang dijalani oleh setiap anak. Pendidikan seks pada anak hendaknya ditanamkan sedari dini. Tenaga pendidik dapat menggunakan berbagai cara agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan seks tersebut. Model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru diharapkan mampu mencegah tindak kekerasan dan penyimpangan seksual khususnya terhadap anak-anak, menambah referensi guru dan orang tua tentang pentingnya pendidikan seks, serta dijadikan bahan pertimbangan atau rekomendasi bagi pemerintah dalam merancang pendidikan seks yang diintegrasikan ke dalam kurikulum pembelajaran sekolah dasar.

Sex education adalah suatu pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Mencakup pertumbuh jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), fungsi kelamin sebagai alat reproduksi, pubertas, hingga perubahan pada hormon-hormon dalam tubuh. Apabila kita melihat dari aspek biologis, seksualitas berorientasi pada proses pembuahan, kelahiran, reproduksi, dan pubertas yang berkaitan erat dengan gairah seksual manusia. Seksualitas juga dapat dilihat dari aspek psikososial, mencakup emosi dan kepribadian. Perkembangan seksualitas pada manusia ditentukan oleh lingkungan sekitarnya. aspek biologi dan psikososial tersebut dapat membentuk perangai seseorang dalam berperilaku dan bertindak. Namun, kebanyakan dari orang tua berpikiran sempit mengenai seks dan menganggap bahwa pendidikan seks merupakan hal yang tabu. Padahal, beberapa riset menyimpulkan bahwa pendidikan seks sedari dini berdampak positif bagi perkembangan anak. Sex education sejak dini bertujuan untuk membantu anak mengetahui bagian-bagian biologis mengenai dirinya sendiri dan memberi kesadaran terhadap orang tua, guru, dan masyarakat tentang pentingnya menjaga anak-anak dari kekerasan dan pelecehan seksual. Sex education memiliki peran krusial dalam membantu anak memahami diri mereka, membangun hubungan yang sehat, dan terhindar dari bahaya seksual.

Seks mempengaruhi gairah seksual, fungsi seksual, dan secara tidak langsung memengaruhi kepuasan seksual manusia. Pendekatan psikososial tentang seks lebih menekankan bahwa faktor psikologi (emosi, fikiran, dan kepribadian) dan faktor sosial (proses interaksi manusia). Sikap terhadap seks sebagian besar ditentukan oleh orang tua, masyarakat, dan guru. Sedangkan pendekatan perilaku tentang seks menjelaskan bahwa perilaku seks merupakan hasil kekuatan biologis dan psikososial. Orang tua berperan membantu menanamkan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang seksualitas. Sehingga anak-anak mengetahui perbedaan antara kebiasaan yang bersifat privacy dan kebiasaan yang bersifat umum. Orang tua mengenalkan pendidikan seks sejak anak lahir dengan cara meminta izin ketika hendak mengganti baju anak. Kegiatan mengganti baju tersebut biasakan dilakukan di ruangan yang tertutup. Melalui kebiasaan sederhana tersebut, dapat menanamkan pola pikir anak agar dapat menghargai tubuhnya dan tubuh orang lain. Orang tua juga dapat memberikan pemahaman tentang perbedaan jenis kelamin. Seorang ibu adalah perempuan dan seorang ayah adalah laki-laki. Dengan mengenalkan beberapa bagian vital pada tubuh, dapat mengenalkan cara membersihkan dan merawat bagian vital tersebut.

Jika anak-anak tidak mendapat edukasi seks yang memadai, mungkin anak-anak akan mendapatkan informasi yang salah atau tidak lengkap mengenai seksualitas. Hal ini dapat berakibat pada perilaku seksual yang tidak benar, seperti melakukan hubungan seksual di usia dini atau terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak diinginkan. Usia anak-anak khususnya pada jenjang sekolah dasar akna mengalami fase pubertas. Pubertas merupakan masa transisi perubahan fisik dan emosial seseorang. Sex education dapat membantu mereka mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan tersebut dengan baik dan benar. Selain itu juga membantu anak memahami hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap tubuh mereka. Dengan mengenali batasan-batasan tubuh mereka dapat membantu mengenali tanda-tanda pelecehan seksual. Sex education juga dapat membantu anak-anak membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati antar sesama. Anak-anak belajar tentang pentingnya menjaga kesehatan seksual dan reproduksi mereka. Dalam memberikan sex education pada anak usia dini dimulai dengan hal-hal yang paling dasar, seperti anatomi tubuh dan fungsi organ reproduksi. Pengetahuan tersebut diberikan sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan anak. Tenaga pendidik dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti buku cerita, gambar, atau audiovisual berupa video edukasi sehingga anak-anak akan lebih mudah memahami. Sex education merupakan proses yang berkelanjutan. Seiring dengan bertambahnya usia anak, pengetahuan yang diberikan juga semakin detail dan komprehensif. Maka dari itu, sex education penting untuk diberikan sedari dini. Sex education pada anak usia dini merupakan investasi yang berharga untuk masa depan mereka. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang seksualitas, anak-anak akan lebih siap untuk menjalani hidup dengan sehat dan bahagia. Model pembelajaran pada pendidikan seks sebaiknya dirancang dengan menyesuaikan terhadap tugas-tugas perkembangan yang sedang dialami oleh anak, khususnya pada usia sekolah dasar. Selain itu, orang tua, guru, dan masyarakat memiliki andil besar terhadap keberhasilan usaha preventif kasus kekerasan dan penyimpangan seksual pada anak. Pendidikan seks bukan lagi sebuah hal yang tabu untuk dibahas, didiskusikan, dan diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *