Oleh : Deandra Eka
BANDUNG – Di era digital saat ini, media sosial memainkan peran yang signifikan dalam membentuk opini publik dan perilaku sosial. Karena kemudahan penggunaan media sosial dalam mengakses informasi membuat Gen-Z saat ini kerap menjadi sasaran empuk bagi penyebaran radikalisme. Platform seperti Youtube, Facebook, Twitter dan Instagram tidak hanya menjadi sarana berbagi ide dan pengalaman, tetapi juga dapat digunakan untuk menyebarluaskan ideologi ekstrem dan memobilisasi dukungan bagi kelompok radikal. Dalam pembahasan kali ini kita akan mengulik dengan singkat bagaimana media sosial dapat berfungsi sebagai alat penyebaran radikalisme, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatifnya.
Pengertian Radikalisme
Radikal berasal dari kata Radix yang berasal dari bahasa Latin yang artinya akar. Menurut Hafid (2020) menguraikan bahwa radikalisme merupakan sikap yang membawa pada tindakan untuk melemahkan serta mengubah tatanan yang sudah mapan dan menggantinya dengan gagasan atau pemahaman yang baru, terkadang gerakan ini disertai dengan kekerasan. Dapat disimpulkan bahwa radikalisme merupakan suatu gagasan, ide atau gerakan yang menghendaki perubahan secara menyeluruh baik dalam lingkup sosial, politik maupun keagamaan dengan mengandalkan kekerasan.
Penyebaran Radikalisme Secara Konvensional
Selain penyebaran radikalisme melalui media digital, radikalisme juga banyak disebar secara konvensional berikut penjelasan singkat penyebaran radikalisme secara konvensional
1. Melalui Pendidikan
Seperti sekolah madrasah radikal, di beberapa negara yang mengajarkan ajaran ekstrimis atai radikal yang tidak sesuai dengan prinsip toleransi dan beragama. Seperti banyak menjadi pembahasan madrasah di Pakistan madrasah Darul Uloom Haqqania.
2. Media Majalah
Majalah yang diterbitkan oleh Al-Qaeda, berisi artikel dan tutorial tentang cara melakukan aksi terorisme dan propaganda jihad.
3. Kelompok Sosial
Kelompok ekstrimis seperti kelompok Jamaah Islamiyah, yang terlibat dalam serangkaian serangan teroris di Asia Tenggara, sering merekrut anggota melalui kegiatan sosial dan dakwah radikal.
Penyebaran Radikalisme Melalui Media Sosial
Penyebaran paham radikal di era sekarang banyak juga melalui media sosia yang menjadikan ini masalah serius saat ini. Berikut penjelasan singkat bagaimana radikalisme menyebar melalui media sosial.
1. Propaganda dan Rekrutmen
Kelompok ekstrimis menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan propaganda, menarik perhatian dan nerekrut anggota, sering kali menggunakan konten yang menarik dan provokatif guna menarik perhatian
2. Echo Chambers
Dimana pengguna hanya berinteraksi dengan oranv-orang yang memiliki pandangan serupa, memperkuat keyakinan radikal mereka tanpa terpengaruh keyakinan lain.
3. Manipulasi Algoritma
Algoritma sering kali mempromosikan konten yang banyak mendapat interaksi termasuk konten radikal yang dapat menyebarluaskan pesan ekstrimis.
4. Anonimitas dan Identitas Palsu
Kemampuan anonim dalam menyebarkan paham radikal tanpa takut akan konsekuensi langsung.
5. Jaringan Sosial
Dengan membangun jaringan sosial dengan orang-orang yang memilili pemikiran ekstrem, memperkuat ideologi radikal dan berbagi sumber daya yang mendukung paham mereka
Contoh Kasus
Salah satu contoh kasus penyebaran paham radikal melalui media sosial yang terjadi di era kerentanan Gen-Z ini yaitu kasus “ISIS Twitter Campaign” pada awal 2010-an. Saat itu kelompok teroris ISIS secara agresif menggunakan Twitter dan platform media sosial lainnya untuk merekrut dan mempropaganda paham ekstrem mereka.
ISIS memanfaatkan konten yang menarik dan strategi untuk menarik perhatian pengguna media sosial terutama banyak dari Gen-Z. Dengan cara mengunggah foto, video dan pesan yang mencolok yang guna memengaruhi emosi dan memprovokasi diri. Kasus “Jihadi Jhon” salah satu kasus terkenal yaitu seorang warga Inggris yang bergabung dengan ISIS dan merekrut orang lain menggunakan media sosial.
Kasus ini menggambarkan bagaimana media sosial dijadikan alat penyebaran paham radikal dan mempengaruhi Gen-Z yang sering kali lebih mudah terpengaruh oleh pesan ekstrem.
Cara Mencegah Penyebaran Radikalisme
Beberapa langkah guna mencegah penyebaran radikalisme di kalangan Gen-Z seperti :
1. Pengawasan dan Regulasi
Platform media sosial perlu meningkatkan sistem pemantauan untuk mendeteksi dan menghapus konten ekstrem dan berbahaya dengan cepat.
2. Pendidikan Literasi Digital
Pentingnya analisis dalam memilih sumber informasi yang baik dan mengajarkan keterampilan berpikir kritis mengenali dan menilai konten secara lebih baik.
3. Pelibatan Keluarga dan Sekolah
Peran orang tua dalam mendidik dan mengawasi anak-anak dalam penggunaan alat digital dengan bijak dan aman.
4. Kolaborasi Antar Pihak
Kerja sama antara pemerintah, platform media sosial, organisasi non pemerintah dan komunitas untuk menangani masalah ini dengan komprehensif.
5. Promosi Konten Positif
Menyebarluaskan konten positif dan inklusif yang menawarkan alternatif konstruktif untuk pesan radikal.
Media sosial dapat menjadi sarana penyebaran paham radikal di era saat ini, dimana Gen-Z yang rentan terjerat dengan konten-konten ekstrem yang di bagikan di platform media sosial. Meski menawarkan banyak manfaat, penting untuk mengelola dan membatasi konten berbahaya melalui strategi efektif dan kerja sama antara platform, pemerintah dan masyarakat guna menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan penting untuk meningkatkan kesadaran digital dan keterampilan berpikir kritis di kalangan Gen-Z serta memperkuat pengawasan dan regulasi untuk mengurangi resiko.