Peran Cyber Counseling: Mengatasi Permasalahan Siswa Generasi Z di Era Digital

Oleh : Desak Putu Delia Felisha, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha

Dalam era digital, peran cyber counseling menjadi sangat penting dalam mengatasi permasalahan siswa generasi Z. Menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang unik, mereka tumbuh dalam lingkungan yang sangat terhubung dengan teknologi, namun juga rentan terhadap dampak negatif dari penggunaan teknologi tersebut. Permasalahan seperti kecanduan media sosial, cyberbullying, stres akademik, dan gangguan kesehatan mental semakin sering terjadi di kalangan siswa generasi Z. Cyber counseling adalah bentuk terapi online yang membantu siswa dalam mengatasi berbagai masalah, baik secara individu maupun secara kelompok. Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka adalah generasi yang lahir dalam era digital, sehingga mereka sangat akrab dengan teknologi dan internet. Karakteristik ini membuat mereka memiliki kemampuan multitasking yang tinggi  dan interaktif. Siswa jaman sekarang juga memiliki kebiasaan menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Oleh karena itu, penting bagi para konselor untuk memahami peran cyber counseling dalam mengatasi permasalahan ini.

Dalam dunia pendidikan, bisa dikatakan bahwa siswa generasi Z menghadapi berbagai permasalahan, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Mereka mengalami tekanan untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi, serta menghadapi berbagai masalah sosial dan emosional. Melihat hal ini, teknik yang sangat tepat digunakan dalam menangani permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan teknik Cyber counseling dapat membantu siswa generasi Z dalam mengatasi permasalahan ini dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Dilihat dari lingkungan siswa jaman sekarang yang sudah dikelilingi era digital tentu saja juga menjadi salah satu alasan mengapa cyber counseling ini tepat diterapkan dalam mengatasi permasalahan yang dialami generasi Z. Namun demikian, meskipun cyber counseling memiliki banyak potensi dalam membantu siswa generasi Z mengatasi permasalahan mereka, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah keamanan dan privasi dalam melakukan konseling online. Penting bagi para konselor untuk memastikan bahwa platform cyber counseling yang digunakan aman dan menjaga kerahasiaan informasi pribadi siswa. Selain itu, perlu pula pendekatan yang tepat dalam membangun hubungan konseling yang kuat melalui layanan online karena tentu saja layanan ini berbeda dengan proses konseling seperti biasanya yang bertemu secara langsung, konselor harus mampu menciptakan suasana yang membuat siswa merasa nyaman dan percaya diri untuk berbagi pengalaman dan perasaan mereka walaupun hanya lewat media online.

Cyber counseling memiliki beberapa manfaat dalam mengatasi permasalahan siswa generasi Z. Adanya Cyber counseling dapat membantu siswa dalam mengatasi permasalahan seperti kesulitan dalam mengerjakan tugas dan menghadapi tekanan untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi. Kedua, dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman dan menghadapi tekanan untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi. Dengan adanya cyber counseling yang digunakan oleh guru BK di sekolah akan membantu siswa bisa menyelesaikan permasalahannya tanpa harus bertemu secara langsung dengan guru BK, hal ini dikarenakan cyber counseling dapat dilaksanakan melalui media online, seperti melalui berbagai platform contohnya chat pribadi via whatsapp, zoom meeting atau videocall dan alat komunikasi online lain sebagainya. Adanya cyber counseling juga sangat membantu bagi siswa yang sering merasa tidak berani atau malu jika bercerita secara langsung dengan guru BK terkait permasalahan yang dialami, selain itu juga dapat teknik konseling ini menghemat biaya dan waktu.

Selain banyak keunggulan dalam menerapkan cyber counseling bagi siswa jaman sekarang, cyber counseling juga memiliki kelemahan, dimana jika konseling dilaksanakan tidak secara langsung atau dengan media online, konselor atau guru BK akan lebih susah melihat ekspresi wajah dan perilaku non verbal secara langsung dari siswa, yang dimana ini sangat penting dalam proses konseling berlangsung, namun hal ini akan bisa teratasi jika konselor pandai membuat kreasi yang inovatif saat konseling berlangsung seperti menggunakan layanan online zoom meeting yang dapat melihat ekspresi wajah dari siswa yang bersangkutan kemudian agar bisa lebih jelas melihat gerakan non verbal lainnya yang memudahkan konselor atau guru BK dalam memahami permasalahan yang diceritakan oleh siswa.

Jadi dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik Cyber counseling memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi permasalahan siswa generasi Z di era digital. Dengan menggunakan teknologi dan internet, cyber counseling dapat membantu siswa dalam mengatasi permasalahan akademik, sosial, dan emosional. Untuk mengembangkan model cyber counseling yang efektif, perlu dilakukan analisis terhadap karakteristik siswa generasi Z dan permasalahan yang mereka hadapi. Selain itu, perlu dibuat platform online yang sesuai dengan karakteristik siswa generasi Z dan perlu dilakukan pelatihan terhadap konselor untuk menggunakan teknologi dan melakukan terapi online yang efektif. Dengan konselor atau guru BK dapat menerapkan pendekatan yang sesuai dan pemanfaatan teknologi secara bijaksana, cyber counseling memiliki potensi besar untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional siswa generasi Z sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal di era digital ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *