Oleh : Ni Made Lilis Febrianti, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Dunia modern (Digital) mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam konteks ini semakin penting dan kompleks. Dengan menggunakan teknologi digital dan menangani tantangan yang muncul, guru BK diharapkan dapat memaksimalkan potensi siswa. Opini ini akan membahas peran dan pendekatan yang dapat diambil oleh calon guru BK untuk memaksimalkan perkembangan potensi siswa di era modern. Di era digital, guru BK membantu siswa mengembangkan keterampilan emosional dan sosial penting, seperti membantu mereka memahami dan mengelola interaksi online serta menghindari masalah seperti cyberbullying. Guru BK juga mengajarkan etika digital dan pentingnya menjaga reputasi online. Dengan meningkatnya tekanan sosial dan akademik di era digital, guru BK adalah peran penting. Pendekatan individual juga penting untuk memaksimalkan potensi siswa. Ini dilakukan dengan menggunakan alat asesmen berbasis teknologi untuk memahami kebutuhan dan potensi setiap siswa, dan kemudian merancang program bimbingan khusus yang memungkinkan setiap siswa menerima perhatian khusus yang mereka butuhkan untuk berkembang. Selain itu, pendekatan ini penting untuk memberikan bimbingan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi setiap siswa, yang mencakup aspek akademik, emosional, sosial, dan karir. Pengembangan literasi digital juga menjadi strategi penting. Siswa harus diajarkan tentang keamanan digital, etika penggunaan teknologi, dan keterampilan digital yang penting untuk sukses di era digital. Ini termasuk mengajarkan mereka cara melindungi data pribadi, mengidentifikasi ancaman keamanan, dan menggunakan teknologi dengan bijak. Mengorganisir seminar dan workshop yang berfokus pada literasi digital dan penggunaan teknologi dalam kehidupan seseorang.
Berikut ini adalah beberapa taktik yang dapat digunakan oleh calon guru BK untuk mendukung pertumbuhan siswa mereka di era digital: 1. Pemanfaatan Teknologi dalam Asesmen dan Konseling: Menggunakan alat dan aplikasi digital untuk asesmen psikologis, melacak kemajuan siswa, dan mengatur sesi konseling online. Aplikasi seperti Google Forms untuk survei dan asesmen dan Zoom atau Google Meet untuk konseling virtual adalah contohnya. 2. Pengembangan Literasi Digital: Siswa harus diajarkan keterampilan digital, seperti bagaimana melindungi privasi online, menghindari berita palsu, dan menggunakan media sosial dengan bijak. Mereka juga harus mengadakan seminar dan workshop tentang etika digital, keamanan digital, dan keterampilan teknologi yang relevan untuk kehidupan sehari-hari dan karier masa depan. 3. Pendekatan Individu: Menggunakan teknologi untuk mengevaluasi secara menyeluruh kebutuhan dan potensi setiap siswa.
Pemanfaatan teknologi dalam proses asesmen dan konseling adalah strategi penting untuk memaksimalkan perkembangan potensi siswa di era digital. Analisis psikologis dan pemantauan perkembangan siswa dapat dilakukan dengan alat dan aplikasi digital. Contohnya, Google Forms dapat digunakan untuk mengumpulkan data melalui survei dan asesmen, sementara Zoom atau Meet memungkinkan sesi konseling virtual, yang lebih mudah dan fleksibel untuk siswa yang mungkin memiliki keterbatasan waktu atau jarak. Pengembangan literasi digital juga menjadi perhatian yang signifikan. Siswa BK harus dididik tentang literasi digital, seperti cara melindungi privasi online, membedakan berita palsu, dan menggunakan media sosial dengan bijak. Guru BK harus melakukan ini. Selain itu, ada seminar dan workshop yang membahas keterampilan teknologi yang relevan untuk kehidupan sehari-hari dan masa depan, seperti keamanan digital, etika digital, dan keterampilan teknologi.
Pendekatan untuk memanfaatkan teknologi dalam pendidikan menawarkan banyak peluang, tetapi juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah akses terbatas terhadap teknologi. Di banyak daerah, terutama di pedesaan atau daerah terpencil, siswa mungkin tidak memiliki akses yang memadai ke perangkat seperti komputer atau tablet, atau bahkan akses internet yang stabil. Untuk mengatasi hal ini, penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menginvestasikan sumber daya dalam pengadaan perangkat keras dan memperluas jaringan internet yang dapat diakses oleh semua siswa.Selain masalah akses, keamanan data juga menjadi perhatian utama. Dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, penting untuk membangun infrastruktur yang kuat untuk melindungi data siswa. Hal ini mencakup penerapan kebijakan keamanan yang ketat, termasuk enkripsi data dan penggunaan sistem otentikasi yang aman. Perlindungan data yang memadai akan memastikan bahwa informasi pribadi siswa tidak disalahgunakan atau diakses oleh pihak yang tidak berwenang.Tantangan berikutnya adalah penerimaan dan adaptasi teknologi oleh guru dan siswa. Meskipun generasi muda mungkin lebih akrab dengan teknologi, guru sering kali memerlukan pelatihan dan dukungan tambahan untuk mengintegrasikan alat-alat digital dalam kurikulum mereka. Pelatihan yang menyeluruh tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran, bersama dengan pendampingan berkelanjutan, dapat membantu guru merasa lebih percaya diri dan terampil dalam mengajar dengan menggunakan alat-alat digital.Sebagai pembimbing konseling, peran guru BK tidak hanya tentang memberikan nasihat personal, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk masa depan yang penuh dengan teknologi. Ini termasuk mengajar keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan literasi digital. Keterampilan ini penting untuk kesuksesan dalam dunia kerja modern yang semakin mengandalkan teknologi.Dengan memberikan siswa keterampilan ini, guru BK membantu mereka tidak hanya mengatasi tantangan yang dihadapi, tetapi juga memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh era digital saat ini. Dengan pendekatan yang holistik dan dukungan yang tepat, pendidikan dapat menjadi lebih inklusif dan efektif dalam mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi tantangan global yang kompleks.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa peran guru BK semakin penting dan kompleks di era modern. Calon guru BK harus menggunakan teknologi digital dalam berbagai aspek bimbingan dan konseling untuk memaksimalkan perkembangan potensi siswa. Penggunaan teknologi dalam konseling dan asesmen, literasi digital yang lebih baik, pendekatan individual, kolaborasi dengan stakeholder, pelatihan dan pengembangan profesional, dukungan psikologis, pembuatan program bimbingan yang efektif, dan pemantauan dan evaluasi program bimbingan adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan. Dengan menggunakan strategi-strategi ini, calon guru BK dapat membantu siswa memaksimalkan potensi mereka di era digital dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi kesulitan dan memanfaatkan peluang.