Oleh : Nyoman Andini Arivianti, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Di era Society 5.0 ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat cepat. Kaum milenial yang merupakan generasi tumbuh dan berkembang menjadi hidup dalam lingkungan yang kaya akan teknologi, di mana teknologi semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah peran guru menjadi sangat penting dalam membantu kaum milenial mengembangkan potensi mereka melalui penerapan teori belajar yang relevan. Guru pun harus berintegrasi menjadi guru ‘cerdas’ untuk membantu kaum milenial dalam memahami, mengaplikasikan, dan memanfaatkan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran.
Tapi apa itu berintegrasi menjadi guru cerdas? berintegrasi menjadi guru ‘cerdas’ yang dimaksudkan disini ialah ketika guru mampu memanfaatkan teknologi dengan baik untuk meningkatkan proses pembelajaran. Mereka harus mengerti bagaimana mengintegrasikan teknologi dalam kelas, menggunakan alat-alat seperti perangkat mobile, aplikasi pembelajaran, atau platform online. Dengan guru bisa memanfaatkan teknologi ini, maka guru bisa dikatakan ‘cerdas’ karena dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan relevan bagi kaum milenial. Mereka juga dapat menggunakan sumber daya digital untuk memperkaya konten pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi kaum milenial untuk mengembangkan literasi digital mereka.
Selain itu, guru cerdas memiliki peran yang mampu mengenali perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan menghubungkannya dengan kebutuhan belajar kaum milenial. Mereka perlu memahami bahwa cara belajar tradisional tidak lagi cukup efektif dalam menghadapi tantangan dan peluang di era Society 5.0. Guru cerdas harus mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, menggunakan alat dan sumber daya digital untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi kaum milenial. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijaksana, guru cerdas dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik, interaktif, dan relevan bagi kaum milenial.
Selanjutnya, guru cerdas juga harus menjadi fasilitator pembelajaran yang berperan sebagai pembimbing dan pemandu, bukan hanya sebagai sumber pengetahuan. Mereka harus mendorong partisipasi aktif, kolaborasi, dan pemecahan masalah dalam kelas. Guru cerdas harus mampu menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif, di mana kaum milenial akan merasa bahwa mereka didukung untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan bereksperimen. Dengan menjadi fasilitator pembelajaran, guru cerdas memberikan kesempatan kepada kaum milenial untuk mengembangkan keterampilan sosial, kritis, dan kreatif yang dibutuhkan dalam masyarakat saat ini.
Guru cerdas juga harus menjadi contoh dan pemimpin yang menginspirasi bagi kaum milenial. Mereka harus membangun hubungan yang kuat dengan siswa, memahami keunikan dan potensi masing-masing individu. Dengan begitu, guru cerdas dapat menjadi teladan bagi kaum milenial dalam hal kemampuan berpikir kritis, etika digital, keberagaman, dan kepemimpinan. Dengan menginspirasi siswa, guru cerdas akan dapat membantu mengembangkan motivasi intrinsik dan rasa percaya diri yang tinggi pada kaum milenial
Terakhir, guru cerdas juga harus memperhatikan pengembangan diri mereka sendiri. Mereka harus terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren pendidikan terkini. Guru cerdas harus mengikuti pelatihan, mengikuti seminar, dan membaca literatur terbaru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Dengan mereka mampu untuk memperbarui diri secara terus-menerus, maka mereka akan dapat mengupgrade dan bisa menyesuaikan diri mereka dalam menghadapi era society 5.0 ini.
Dengan begitu, guru cerdas akan memiliki pemahaman yang mendalam dan dapat menerapkan teori belajar yang relevan di era Society 5.0 ke dalam praktik pembelajaran mereka. Mereka akan dapat memahami berbagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan pemikiran kritis, kolaborasi, kreativitas, dan pemecahan masalah. Guru cerdas menjadi tau bagaimana harus menggunakan metode pembelajaran yang memungkinkan kaum milenial untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 yang diperlukan dalam dunia kerja yang terus berubah. Dengan menerapkan teori belajar yang relevan ini, guru cerdas dapat membantu kaum milenial mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan nyata.
Sekarang kita jadi mengetahui bahwa peran guru cerdas dalam menerapkan teori belajar yang relevan di era Society 5.0 bagi kaum milenial sangatlah penting. Guru cerdas harus dapat memahami perubahan dalam cara kaum milenial belajar, mengintegrasikan teori belajar yang relevan, menciptakan pengalaman pembelajaran interaktif, dan berperan sebagai pembimbing dan mentor. Dengan melakukan hal ini, guru cerdas dapat mempersiapkan kaum milenial untuk menghadapi tantangan dan peluang di era Society 5.0, serta membantu mereka mengembangkan potensi dan sukses dalam kehidupan mereka.