Oleh : Ida Ayu Komang Rika Suksesi, 2211011002, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Pada zaman generasi mileniel ini media sosial sangat penting dalam kehidupan kaum milenial. Dalam konteks pembelajaran, media sosial dapat menjadi sarana yang efektif untuk mendukung proses belajar mereka. Media sosial memungkinkan kaum milenial untuk mengakses informasi secara cepat dan luas. Dengan mengikuti akun-akun yang relevan, mereka dapat memperoleh pengetahuan baru, berbagi pengalaman, dan memperluas wawasan mereka. Media sosial menjadi sumber informasi yang sangat berguna dalam mendukung proses belajar kaum milenial. Media sosial juga mengizinkan kaum milenial untuk terhubung dan berinteraksi dengan orang-orang sebaya mereka maupun dengan ahli atau pakar pada bidang tertentu. Mereka dapat berdiskusi, bertukar pendapat, dan mengajukan pertanyaan kepada sesama pengguna media sosial. Dalam hal ini, media sosial dapat memfasilitasi pembelajaran berkelompok yang mendorong pertukaran ide dan pemecahan masalah secara bersama-sama. Pada zaman ini media sosial memiliki keunggulan dalam menyajikan informasi secara visual. Kaum milenial cenderung lebih tertarik pada gambar, video, dan infografik dibandingkan dengan bacaan panjang. Media sosial menyediakan berbagai konten visual menarik yang dapat memfasilitasi proses belajar mereka. Dengan demikian, materi pembelajaran dapat disampaikan secara lebih menarik dan interaktif. Media sosial juga membantu kaum milenial dalam mengekspresikan diri, menunjukkan kreativitas, dan berbagi ide-ide baru. Mereka dapat membuat konten yang unik, seperti video tutorial atau infografik, untuk membagikan pengetahuan dan memfasilitasi pembelajaran bagi orang lain. Hal ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan kreatif dan inovatif. Meskipun media sosial memiliki banyak kemampuan yang positif dalam mendukung proses belajar kaum milenial, perlu diingat bahwa penggunaan media sosial juga harus diatur dengan bijak. Kaum milenial perlu belajar mengelola waktu mereka dengan baik, tidak terjebak dalam distraksi, dan tetap fokus pada tujuan belajar mereka. Selain itu, guru dan orang tua juga memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi media dan memberikan bimbingan kepada kaum milenial dalam memanfaatkan media sosial dengan baik dalam proses belajar mereka. Meskipun media sosial dapat memberikan manfaat dalam proses belajar kaum milenial, ada juga kekhawatiran akan dampak negatif yang dapat muncul. Seperti media sosial sering kali menjadi sumber pengalihan bagi kaum milenial dalam proses belajar. Mereka rentan tergoda untuk membuka aplikasi media sosial dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hilangnya konsentrasi dan fokus pada materi yang sedang dipelajari. Media sosial merupakan tempat di mana banyak informasi yang tersebar. Namun, kebenaran dan validitas informasi tersebut seringkali diragukan. Kaum milenial dapat mudah terpengaruh oleh berita palsu atau pandangan yang tidak akurat. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pemahaman dan penyebaran informasi yang salah. Media sosial juga dapat menyebabkan individu menjadi lebih terikat pada dunia maya dan kurang berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Pentingnya komunikasi tatap muka dalam proses belajar tidak boleh diabaikan, karena interaksi langsung mampu memperkuat pemahaman dan kolaborasi dalam pembelajaran. Serta media sosial seringkali menampilkan highlight reel atau kesan positif dari kehidupan orang lain. Hal ini dapat membuat kaum milenial merasa tidak cukup atau tidak mampu ketika membandingkan diri mereka dengan orang lain. Rasa tidak percaya diri ini dapat menghambat motivasi dan kinerja belajar mereka. Dan media sosial dapat menghabiskan banyak waktu kaum milenial tanpa disadari. Mereka bisa terjebak dalam scrolling tanpa akhir atau addicted dengan pemberitahuan dalam aplikasi media sosial. Akibatnya, waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk belajar menjadi terabaikan. Dalam hal ini, penting bagi kaum milenial untuk mengatur penggunaan media sosial dengan bijak. Mereka perlu mengembangkan kecerdasan digital, kritis dalam memfilter informasi, mengatur waktu belajar, dan memanfaatkan media sosial dengan tujuan yang produktif. Pendidikan dan orang tua juga memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman mengenai potensi dampak negatif media sosial dan menekankan pentingnya kegiatan yang seimbang di dunia maya dan nyata.