Oleh : Regina Saraswati, Pendidikan Kimia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, suku, agama, ras, dll. Keanekaragam yang terdapat dalam kehidupan masyarakat, menjadi ciri khas tersendiri bagi negara ini. Ciri khas yang timbul dari keanekaragaman, diantaranya terlahir dari proses alkuturasi dan asimilasi, sehingga menciptakan harmoni dan kesatuan bangsa. Banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia tidak hanya menjadi salah satu ciri khas bangsa, namun juga memiliki potensi yang dapat memecah belah negara ini sendiri. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya rasa toleransi dalam diri masyarakat, sehingga munculnya sikap fanatik terhadap golongannya sendiri,
Kemunculan konflik karena keberagaman di Indonesia, hingga kini banyak terjadi. Pada era digital seperti sekarang, konflik di tengah masyarakat umumnya terjadi di berbagai platform media sosial. Media sosial yang pada mulanya digunakan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi yang berguna, kini menjadi alat untuk penebarkan ujaran-ujaran kebencian dan kebohongan berupa informasi hoax. Adanya berita hoax yang tersebar di media sosial dapat menjerumuskan masyarakat ke dalam suatu kebohongan publik yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Sayangnya, masyarakat Indonesia terutama generasi milenial masih kurang berhati-hati dan terlalu cepat untuk percaya terhadap suatu informasi. Hal ini dapat mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa, sebab masyarakat menjadi mudah untuk terprovokasi setelah membaca berita dari sumber yang tidak jelas kebenarannya sehingga menyebabkan kesalah pahaman di masyarakat.
Generasi milineal dianggap memiliki kepintaran intelektual dan intelegensi digital yang tinggi. Sehingga seharusnya generasi ini menjadi pendorong dalam usaha untuk menangkal tersebarnya informasi hoax di media sosial. Dengan saling bergandengan tangan dan berkomitmen untuk menangkal informasi hoax, berarti generasi milenial juga ikut serta dalam menjaga integritas bangsa Indonesia. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh generasi milenial untuk memberantas berita hoax adalah sebagai berikut.
Pertama, meningkatkan literasi dan membangun kesadaran digital. Ginerasi milenial dapat berperan dalam mendorong edukasi tentang literasi digital di masyarakat dengan mengajarkan orang lain tentang keamanan digital dan pentingnya memeriksa sumber informasi sebelum mempercainya. Selain itu, mereka juga dapat membantu orang-orang yang kurang terampil dalam teknologi untuk memahami dan menggunakan alat-alat yang dapat membantu memeriksa kebenaran informasi. Generasi milenial juga dapat mengembangakan kesadaran digital yang kuat dalam diri mereka. Kesadaran digital dapat ditingkatkan dengan belajar tentang manipulasi foto, video, dan teks untuk memahami bagaimana berita hoax dibuat dan disebarkan. Dengan begitu, dapat membantu mereka mengenali berita palsu dan melindungi diri serta orang lain dari pengaruhnya.
Kedua, menyaring informasi digital. Pemuda diharapkan dapat menyaring berbagai informasi yang ada di internet dengan bijak. Ketika mendapatkan informasi, kita diharuskan membaca berita tersebut dengan seksama. Menjadi tanggung jawab kita untuk memverifikasi kebenaran informasi sebelum disebarluaskan dan menghindari retweet, berbagi, dan menyebarkan konten yang tidak terverifikasi kebenarannya. Pemuda juga dapat memberi contoh dengan membagikan sumber informasi terpercaya sehingga membantu orang lain untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Ketiga, menyebarkan konten positif. Generasi milenial dapat membanjiri media sosial dengan konten positif dan informatif untuk mengimbangi penyebaran berita hoax. Mereka dapat berbagi berita yang terverifikasi, fakta-fakta menarik, atau pengalaman pribadi yang mempromosikan pemahaman yang benar.