PERAN PEMUDA DALAM MEMPERTAHANKAN INTEGRASI NASIONAL DIERA GENERASI MILENIAL

Oleh : Ni Putu Puspita Saskia Dewi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha

Integrasi nasional adalah kunci penting bagi kemajuan dan keberlanjutan sebuah negara. Dalam era generasi milenial yang penuh tantangan dan kompleksitas, peran pemuda sangatlah penting dalam mempertahankan integrasi nasional. Pemuda merupakan kelompok usia yang memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan bangsa, sehingga keterlibatan mereka dalam menjaga persatuan dan kesatuan negara menjadi suatu keharusan. Generasi milenial merupakan generasi yang tumbuh dan berkembang di tengah revolusi digital dan globalisasi. Mereka memiliki akses yang luas terhadap informasi, teknologi, dan interaksi antarbudaya. Namun, hal ini juga membawa tantangan tersendiri, karena kemajuan teknologi dan kebebasan berpendapat dapat menjadi sumber konflik dan perpecahan. Oleh karena itu, pemuda perlu memahami pentingnya integrasi nasional dan berperan aktif dalam mempertahankannya.

Salah satu peran penting pemuda dalam mempertahankan integrasi nasional adalah melalui promosi persatuan dan toleransi antarbudaya. Dalam era digital yang terhubung, pemuda dapat menggunakan media sosial dan platform online untuk membangun kesadaran akan keberagaman budaya dan menolak segala bentuk diskriminasi. Mereka dapat mengorganisir kampanye pendidikan yang mendorong dialog antarbudaya, menghormati perbedaan, dan menghargai keberagaman dalam masyarakat. Selain itu, pemuda juga dapat berperan sebagai agen perubahan dalam memperkuat ikatan sosial di dalam masyarakat. Mereka dapat menginisiasi kegiatan sosial yang mengintegrasikan berbagai kelompok masyarakat, seperti kegiatan gotong royong, pertukaran budaya, atau program pelatihan bersama. Dengan demikian, pemuda tidak hanya mempererat hubungan antarindividu, tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap negara dan masyarakatnya.

Pendidikan juga merupakan faktor penting dalam mempertahankan integrasi nasional. Pemuda dapat memainkan peran aktif dalam membentuk kurikulum yang mengajarkan nilai-nilai toleransi, demokrasi, dan persatuan kepada generasi mendatang. Mereka dapat menjadi penggiat pendidikan yang mendorong pembelajaran yang inklusif, mengatasi prasangka, dan menghargai keragaman budaya. Dengan demikian, pemuda dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. Selain itu, pemuda juga dapat berperan sebagai agen perubahan dalam politik. Mereka dapat mengambil bagian dalam proses demokrasi, baik melalui partisipasi langsung dalam pemilihan umum maupun melalui advokasi isu-isu penting dalam masyarakat. Pemuda dapat membentuk organisasi-organisasi masyarakat sipil yang mewakili kepentingan masyarakat secara luas dan berjuang untuk kesetaraan, keadilan, dan keberagaman. Ada banyak hal yang bisa atau yang dapat diwujudkan oleh pemuda diera genereasi sekarang ini untuk mempertahankan integrasi nasional dengan cara memahami dan mengimplementasikan pencasila dalam kehidupan sehari-hari contohnya Pancasila sila pertama Adapun contoh sikap pengamalan sila 1 baik di rumah dan di sekolah yaitu: Saling menghormati antar manusia, Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain, Bekerja sama dan saling bantu di bidang sosial, ekonomi, dan keamanan lingkungan tanpa pandang latar belakang agama. Pancasila sila 2 adapun contoh penerapan sikap sila 2 di antaranya: Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan, menjaga hal dan kewajiban diri sendiri dan orang sekitar, cinta tanah air dan bangsa dengan membeli produk dalam negeri. Sila 3 contohnya: Cinta tanah air dan bangsa dengan membeli produk dalam negeri, cinta tanah air dan bangsa dengan mengharumkan nama bangsa lewat prestasi di berbagai bidang akademik dan nonakademi, tidak merendahkan suku adat dan budaya lain. Contoh sila 4: Mengedepankan musyawarah, diskusi, atau bertukar pendapat untuk mencapai mufakat atau kesepakatan dalam menyelesaikan masalah, Tidak memaksakan kehendak pada orang lain, mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara, daripada kepentingan pribadi. Adapun contoh penerapan sila 5 yaitu: Berbuat adil pada siapapun tanpa pilih kasih, menghargai hasil karya orang lain tidak membedakan seseorang karena status dan kondisi ekonominya,bersikap kekeluargaan. Selain itu juga ada meningkatkan rasa nasionalisme dan rasa tanah air, menghargai dan saling toleransi terhadap suku, ras, agama dan yang lainnya, dan ikut serta aktif dalam kegiatan masyarakat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *