Peran Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Generasi Milenial Dalam Pembentukan Karakter Di Era Globalisasi

students, teachers, indonesian-2808385.jpg

Oleh : Ni Putu Dwi Yanti, Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Pendidikan Ganesha

Seperti yang kita ketahui, pada era globalisasi saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat. Tidak dapat dipungkiri banyak membawa perubahan dalam segala aspek kehidupan, terutama di bidang sosial budaya, globalisasi terikat untuk memungkinkan generasi milenial Indonesia berkembang dengan cara berpikir yang kreatif dan meningkatkan etos kerja yang tinggi seperti negara-negara yang sudah maju. Namun, selain perkembangan yang positif, globalisasi juga mendatangkan dampak negatif khususnya bagi generasi milenial. Dimana generasi milenial bangsa Indonesia banyak meniru gaya kebarat-baratan dan melupakan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Yang bahkan tidak hanya terjadi pada orang dewasa melainkan juga anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Selain itu, anak muda sekarang dalam kesehariannya tidak lepas dari penggunaan gadget, sehingga mempengaruhi mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti gaya belajar, hubungan dan interaksi sosial, dan terutama karakter. Untuk itu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki peranan penting dalam mendidik generasi muda. Prioritas utama dalam pendidikan Kewarganegaraan bagi generasi milenial di era digital adalah penguatan karakter.

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme dan nilai-nilai moral kebangsaan serta menumbuhkan karakter bagi para generasi muda. Pendidikan ini menjadi tolak ukur dalam menjalankan kewajiban dan memperoleh hak warga negara guna menjaga kejayaan dan kemuliaan bangsa. Diharapkan melalui pendidikan Kewarganegaraan ini, generasi milenial memiliki pemahaman yang utuh tentang demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM). Dengan pemahaman tersebut, mereka akan dengan bijaksana dalam memberikan kontribusi dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi negara, seperti konflik dan kekerasan yang terjadi di Indonesia dengan cara-cara yang damai dan cerdas. Mengingat pentingnya pembangunan dan penguatan karakter generasi milenial, meskipun pendidikan Kewarganegaraan sudah dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan sekolah, namun yang menjadi permasalahan adalah paradigma pendidikan Kewarganegaraan seperti apa yang sedang dikembangkan di sekolah-sekolah saat ini masih belum secara maksimal diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Perilaku moral siswa masih sangat mengecewakan, sering terjadi kerenggangan dan ketegangan sosial serta maraknya fenomena kemerosotan sosial masyarakat. Ini menunjukkan bahwa ada masalah serius dalam mempelajari pendidikan Kewarganegaraan di sekolah-sekolah. Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah masih jauh dari peran penting membangun moral bangsa. Kesalahpahaman tentang pendidikan Kewarganegaraan juga menyebabkan menyempitnya ruang kesenjangan hidup pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.

Berdasarkan dimensi tersebut, maka aspek-aspek pendidikan Kewarganegaraan di sekolah haruslah dilakukan dengan urutan skala prioritas dan fokus materi pendidikan Kewarganegaraa yaitu, pendidikan Kewarganegaraan harus memfokuskan pada dimensi praktik  bukan sekadar teori. Langkah-langkah yang dapat dilakukan,  seperti: 1) Mengajak dan melatih peserta didik untuk mempratikkan nilai-nilai PKn dalam kehidupan nyata di masyarakat, seperti ikut dalam kegiatan kerja bakti, membantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan, menghormati antar sesama, dan lainnya. 2) Melatih peserta didik untuk menyisihkan uang jajannya untuk disumbangkan kepada fakir miskin. 3) Mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan bersama untuk membangun sikap nasionalisme, rasa hormat, toleransi, dan kerjasama antar warga negara. 4) Mengajarkan bahwa pendidikan Kewarganegaraan harus menjadi faktor perekat, bukan faktor perpecahan serta faktor solusi, bukan faktor masalah. Peserta didik penting disadarkan bahwa berpendidikan Kewarganegaraan harus membawa perubahan yaitu menghasilkan perilaku yang baik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *