Peranan Konseling Karir Brown Values-Based Theory Dalam Meningkatkan Kesadaran dan Keputusan Karier Peserta Didik

Oleh : Desak Putu Delia Felisha, Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha

Saat ini pendidikan memiliki berbagai macam aspek untuk ditingkatkan, banyaknya permasalahan kesadaran dan keputusan karier bagi peserta didik membuat munculnya berbagai permasalahan seperti kesalahan memilih karier lanjutan bagi peserta didik, hal ini akan berdampak serius kedepannya seperti ketidakcocokan antara minat bakat yang dimiliki peserta didik dengan pilihan karier yang dijalaninya. Pendidikan adalah inisiatif humanisme pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat meningkatkan potensi kemanusiaannya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya, manusia sangat erat hubungannya dengan lingkungan. Salah satu cara untuk mendapatkan gambaran pendidikan yang lebih akurat adalah dengan menggunakan pendekatan sistem. Tujuan dari pendekatan sistem dalam pendidikan itu sendiri adalah untuk memudahkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan (Pristiwanti et al, 2022).

Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menentukan arah hidupnya, memahami dirinya, dan merencanakan masa depannya. Dalam konteks ini, bimbingan dan konseling berperan sebagai penyedia layanan untuk membantu peserta didik berkembang secara optimal, sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. (Sukatin et al, 2022). Bagi siswa dalam menentukan karier bukan perkara yang mudah, butuh kesiapan dan kematangan dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan bakat dan keterampilan yang dimiliki. Kemampuan untuk mempersiapkan karier sebaiknya telah tumbuh sejak seseorang menginjak masa remaja, karena pada masa remaja merupakan masa transisi menuju dewasa. Mempersiapkan diri untuk bekerja dan berkarir merupakan salah satu ciri masuknya seseorang dalam menjalankan gaya hidup orang dewasa (adult life style).

Perencanaan karier adalah sesuatu yang menyangkut masa depan dalam jangka panjang yang harus direncanakan sejak jauh hari. Merencanakan kemana seseorang ingin melangkah dan apa yang ingin dicapai. Frank Parson dalam Winkel & Hastuti (2010, hlm.408) merumuskan perencanaan karier yaitu suatu cara untuk membantu siswa dalam memilih suatu bidang karier yang sesuai dengan potensi mereka, sehingga dapat cukup berhasil di bidang pekerjaan. Perencanaan karier didasarkan atas potensi yang dimiliki siswa sehingga tidak ada pertentangan antara karier yang dipilih dengan potensi yang ada pada diri siswa. Winkel (2010) menerangkan tujuan dari perencanaan karier yaitu terdiri dari tujuan jangka panjang yang mencakup gaya hidup yang ingin dicapai dan nilai kehidupan yang ingin direalisasikan dalam hidup dan tujuan jangka pendek, yaitu mencakup tujuan-tujuan yang mungkin diraih dalam jangka waktu yang tidak begitu lama dimana hal itu dapat dipergunakan dalam persiapan untuk memegang jabatan kelak di kemudian hari, misalnya gelar (S1, Diploma, dll) ataupun sertifikat. Jika sudah termasuk dalam kategori orang yang telah memiliki perencanaan karier maka selanjutnya yang dilakukan tentu saja terus mengembangkan diri agar apa yang direncanakan dapat terwujud.

Konseling karir telah menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesadaran dan keputusan karier peserta didik. Dalam teori pengembangan dan konseling karier terdapat beberapa teori, salah satu teori yang sangat relevan dalam konseling karir adalah Brown’s Values-based Theory. Teori Bimbingan karir berbasis nilai brown (Brown’s Values-based Theory) menekankan betapa pentingnya nilai dalam membentuk pilihan karier dan peran kehidupan individu, manfaat yang signifikan dari teori ini yaitu untuk meningkatkan keadaran akan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari pilihan karier mereka. Teori ini juga membuat peserta didik mampu mengenali minat dan bakat yang dimiliki, hal ini tentu saja akan memudahkan dalam memilih karier lanjutan seperti jalur karier, mencari pekerjaan atau rencana karier jangka panjang yang sesuai dengan nilai-nilai dasar yang dimiliki setiap individu.

Di dalam Brown’s Values-based Theory terdapat komponen utama yaitu diantaranya: 1. Nilai sebagai Standar: Teori Brown menekankan bahwa nilai sangat penting dalam mengevaluasi tindakan. 2. Congruence Nilai: Kongruensi nilai dapat secara signifikan memengaruhi kepuasan kerja dan pemenuhan karir. 3. Pengembangan Nilai: Brown berteori bahwa nilai dibentuk oleh faktor genetik dan lingkungan. Ketika individu dewasa, nilai-nilai spesifik menjadi lebih penting, dan mereka menggunakan nilai-nilai ini untuk memandu perilaku mereka. 4. Stabilitas dan Perubahan: Nilai cenderung tetap stabil dari waktu ke waktu, tetapi peristiwa kehidupan yang signifikan, seperti trauma atau transisi kehidupan besar, dapat menyebabkan perubahan dalam nilai-nilai individu. 5. Pentingnya dalam Bimbingan Karir: Bimbingan karir harus fokus pada membantu individu mengidentifikasi dan menyelaraskan nilai-nilai mereka dengan pilihan karir mereka.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konseling karir berbasis Brown Values-based Theory sangat relevan dalam konseling karir untuk meningkatkan kesadaran dan keputusan karier peserta didik, karena ini dapat menjadi alat yang kuat dalam membantu peserta didik untuk mengenali potensi yang dimilikinya secara mendalam, otomatis hal ini akan memudahkan peserta didik dalam membuat keputusan karier yang lebih baik kedepannya seperti lanjut ke jalur karier yang bagaimana atau bahkan mencari pekerjaan sesuai dengan nilai-nilai dasar dan kemampuan yag dimiliki dalam dirinya. Dengan menerapkan Brown Values-based Theory juga akan meminimalisir rasa takut akan ketidakpastian yang seringkali muncul dalam proses pengambilan keputusan karier yang dirasakan oleh setiap peserta didik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *