Oleh : Komang Sitarami Natapratiwi, Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Ganesha
Peranan nilai demokrasi di Indonesia diketahui mengalami penurunan di era globalisasi. Sejak tahun 2019, terdapat persoalan menurunnya indeks dan kualitas demokrasi yang sangat erat kaitanya dengan dengan pelakasanaan Pemilu. Respon dan partisipasi masyarakat sangat rendah dalam proses pelaksanaan dan pengawalan Pemilu di Indonesia, terutama pada generasi muda (Kadir, N, 2022). Di masa kini, perbedaan menimbulkan pemahaman berbeda mengenai demokrasi. Tantangan ini semakin diperparah oleh pengaruh media sosial yang sering kali memperkuat sikap intoleransi serta penyebaran informasi yang tidak selalu akurat atau objektif. Pada era globalisasi, banyak mahasiswa cenderung lebih terlibat dalam dunia maya, yang menyebabkan rendahnya interaksi langsung dan diskusi tatap muka. Sikap individualitas yang berkembang di kalangan mahasiswa juga menghambat implementasi nilai demokrasi. Disamping itu, kurangnya fasilitasi dari institusi pendidikan terhadap kegiatan curah pendapat, seperti diskusi terbuka, debat, dan musyawarah, juga menjadi kendala dalam upaya menerapkan nilai-nilai demokrasi.
Demokrasi menjadi sebuah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dengan orang lain. Sikap demokrasi sangat mengutamakan persamaan hak dan kewajiban yang sama bagi semua warga negara Indonesia. Karakter dan moralitas demokrasi sangat penting pada setiap diri mahasiswa. Sebab, dengan adanya karakter demokratis mahasiswa akan mampu bersosialisasi dengan masyarakat. Dalam bermasyarakat juga sangat dibutuhkan rasa toleransi, mandiri, tanggung jawab sehingga karakter demokratis harus dibangun lebih dini pada mahasiswa melalui kegiatan belajar mengajar (Fauzan, & Rahmah, 2022). Untuk selanjutnya peranan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memungkinkan rakyat untuk dapat menyalurkan aspirasi langsung pada pemerintah.
Demokrasi tidak hanya sebatas mekanisme pemilihan, tetapi juga mencakup nilai-nilai kebebasan berpendapat, toleransi, dan kerja sama tim. Kebebasan berpendapat memungkinkan setiap individu untuk menyampaikan pandangan dan gagasan secara bebas. Hal ini mendorong diskusi yang sehat dan dinamis pada generasi muda. Toleransi menjadi nilai penting untuk mendukung penghormatan dan penerimaan keberagaman dalam Masyarakat. Kerja sama tim menjadi aspek dalam demokrasi, di mana kolaborasi antara berbagai kelompok dan individu diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan menyelesaikan masalah yang kompleks. Dengan menerapkan nilai-nilai demokrasi, mahasiswa dapat berperan sebagai warga negara yang cerdas dan bermoral, mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan rasa tanggung jawab dan cinta tanah air (Asril et al., 2023).
Hingga kini, demokrasi dalam pendidikan tinggi telah memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri mereka melalui berbagai aktivitas yang tidak hanya akademis tetapi juga sosial dan politik. Partisipasi aktif dalam organisasi mahasiswa dan badan kemahasiswaan memfasilitasi proses belajar demokrasi secara langsung, di mana mahasiswa belajar menghargai perbedaan pendapat, bekerjasama, dan memahami pentingnya tanggung jawab sosial. Keterlibatan ini juga memperkuat jiwa nasionalisme dan rasa cinta tanah air, sejalan dengan visi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang menekankan pada pengembangan kepribadian yang intelektual, religius, dan berkeadaban. Selain itu, melalui partisipasi aktif, mahasiswa dapat menerapkan nilai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam kampus maupun di luar, yang pada akhirnya akan membentuk warga negara yang cerdas, kritis, dan mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat (Asril et al., 2023).
Melalui kegiatan-kegiatan seperti diskusi, debat, dan pengambilan keputusan mandiri, mahasiswa didorong untuk mengasah keterampilan berpikir kritis mereka, yang memungkinkan mereka untuk menganalisis berbagai perspektif dan informasi sebelum mencapai suatu kesimpulan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemampuan intelektual mereka tetapi juga membangun sikap demokratis yang penting, seperti toleransi, keberanian mengemukakan pendapat, dan menghargai perbedaan. Keterampilan berpikir kritis yang diperoleh dari demokrasi memungkinkan mahasiswa untuk lebih efektif dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi dalam konteks akademik dan sosial. Selain itu, nilai demokrasi juga mengajarkan mahasiswa tentang tanggung jawab dan kedisiplinan, di mana mereka diberi kesempatan untuk mengambil peran kepemimpinan dan menangani tugas-tugas penting, yang pada gilirannya membentuk sikap mandiri dan bertanggung jawab (Nastiti, 2023).
Peraanan karakter dan moralitas demokrasi memberikan dampak pada mahasiswa sehingga mampu bersosialisasi pada kehidupan masyarakat nantinya. Dalam hidup bermasyarakat sangat dibutuhkan rasa toleransi, mandiri, tanggung jawab (Fauzan, & Rahmah, 2022). Pengajaran pendidikan karakter pada pembelajaran di bangku perkulihan dilakukan dengan diskusi, tanya jawab, penugasan, dan demonstrasi, untuk meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam mengembangkan sikap demokratis. Adanya curah pendapat akan mengasah keterampilan berpartisipasi mahasiswa dalam kelompok, melalui pengembangan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya kebebasan berpendapat, serta keterampilan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Pada dasarnya, metode pembelajaran di kampus dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan demonstrasi ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mengemukakan pendapatnya terkait materi yang disampaikan oleh dosen dalam kehidupannya sehari-hari.
Peranan nilai-nilai demokrasi, seperti kebebasan berpendapat, toleransi, dan kerja sama tim, sangat penting dalam membangun karakter dan moralitas mahasiswa di era globalisasi. Kebebasan berpendapat memungkinkan mahasiswa menyampaikan pandangan secara terbuka. Sikap toleransi membuka pikiran terhadap keberagaman. Kerja sama tim merupakan usaha individu dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Demokrasi di kampus tercermin melalui partisipasi aktif mahasiswa dalam organisasi dan badan kemahasiswaan, memfasilitasi proses belajar menghargai perbedaan pendapat, bekerja sama, dan memahami tanggung jawab sosial. Diskusi, debat, dan pengambilan keputusan mandiri mengasah keterampilan berpikir kritis mahasiswa, meningkatkan kemampuan intelektual, dan membangun sikap demokratis seperti toleransi, keberanian berpendapat, dan penghargaan terhadap perbedaan. Metode pembelajaran interaktif, seperti diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi, memberi mahasiswa kesempatan mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Penerapan nilai-nilai demokrasi penting dalam menghadapi tantangan globalisasi dan membangun generasi yang berkarakter dan bermoral tinggi. Melalui pendidikan yang mengutamakan diskusi, partisipasi aktif, dan penghargaan terhadap perbedaan, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat dan negara.
Daftar Pustaka:
Asril, A., Jaenam, J., Syahrizal, S., Armalena, A., & Yuherman, Y. (2023). Peningkatan Nilai-Nilai Demokrasi dan Nasionalisme Pada Mahasiswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, 8(3), 1300-1309.
Fauzan, A., & Rahmah, N. (2022). Pembentukan Karakter Demokratis Melalui Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Number Head Together pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kota Bima. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 5(1), 107- 112.
Kadir, N. (2022). Media Sosial dan Politik Partisipatif: Suatu Kajian Ruang Publik, Demokrasi Bagi Kaum Milenial dan Gen Z. RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual, 4(2), 180-197.
Nastiti, D. (2023). Peran organisasi mahasiswa dalam pembentukan sikap demokratis. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(1), 64-76.