Oleh : Ni Kadek Sri Winastuti, Ni Nyoman Elisa Anggraini, Ni Luh Kadek Ari Wirasti, Ni Made Sukma Whardani, Kadek Ayu Kunia Setiani
Tiga tahun silam merupakan masa dimana dunia perekonomian diluluhlantahkan oleh kehadiran virus yang berasal dari Wuhan, China. Virus tersebut dikenal dengan sebutan Covid-19 yang terkenal sangat ganas dan mematikan kala itu, banyak negara yang melakukan karantina dan lockdown untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut. Masyarakat dunia sangat dibingungkan dengan kondisi pada saat itu karena berhadapan dengan kesehatan dan perekonomian. Dimana jika tetap melakukan aktivitas ekonomi maka kesehatanlah yang menjadi taruhannya. Sehingga pada saat itu tidak hanya bisnis yang kecil namun bisnis yang berskala besar mengalami kemunduran yang cukup parah bahkan ada yang sampai menggulung tikarnya. Bidang ekonomi menjadi salah satu sektor yang terdampak cukup serius dari sekian banyak sektor yang terdampak akibat pandemi. Perekonomian yang ada di Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan ini tidak hanya dirasakan oleh golongan masyarakat menengah kebawah namun juga golongan atas. Hal ini dikarenakan perekonomian menurun tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia, sehingga perusahaan-perusahaan besar juga mengalami dampaknya. Menurut Abdi, 2020. Dampak dari pandemi mengancam terjadinya krisis ekonomi indonesia dan dunia. Satu sektor yang terdampak mempengaruhi sektor-sektor lainnya, menciptakan efek berantai. Akibat adanya pembatasan, pariwisata melemah, okupansi hotel mengalami penurunan sebanyak 40 persen dan berdampak pada industri retail, UMKM pun ikut terdampak.
Dalam sektor ekonomi, kewirausahaan menjadi salah satu hal yang perlu diberikan perhatian lebih. Banyak hal yang bisa dikembangkan di sektor kewirausahaan salah satunya UMKM. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM merupakan lingkup usaha yang menjadi motor penggerak perekonomian sebagian masyarakat Indonesia. Banyak sekali bidang usaha UMKM yang ditekuni masyarakat mulai dari makanan, kerajinan, minuman, obat-obatan, dan lain-lain. Tak jarang UMKM menjadi penunjang optimalisasi potensi daerah karena banyak sekali UMKM yang memanfaatkan potensi daerahnya. Misalnya, di daerah Kota Batu yang merupakan penghasil apel, banyak dijumpai UMKM yang bergerak dibidang olahan apel seperti keripik, selai, sirup, dan lain-lain. Dengan adanya produk UMKM tersebut, potensi daerah akan dapat digali semaksimal mungkin sehingga akan semakin dikenal masyarakat luas. Namun, UMKM di Indonesia mengalami masa yang berat di tahun 2020. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perekonomian nasional menjadi lesu. Ditambah lagi dengan jatuhnya nilai rupiah terhadap USD yang sempat menyentuh Rp 15.000 – 16.000,00 per USD. Hal tersebut tentunya berdampak besar terhadap perekonomian di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Tercatat ada sekitar 37.000 pelaku UMKM yang melapor ke Kementerian Koperasi dan UKM merasakan dampak adanya pandemi COVID-19 ini. Dari jumlah tersebut, sekitar 69% UMKM mengalami penurunan omzet penjualan. Selain itu, sekitar 9% UMKM mengalami kesulitan distribusi barang produksi. Sekitar 13% UMKM mengalami kesulitan dalam akses terhadap modal usaha. Bahkan terdapat sekitar 4% UMKM yang mengalami penurunan produksinya secara drastis hingga tidak melanjutkan produksi untuk sementara waktu.
Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan UMKM pasca pandemic? Jawabannya Digitalisasi UMKM tersebut!
Perkembangan teknologi merupakan salah satu berkah yang patut disyukuri dikala berbagai permasalahan yang menghampiri salah satunya Pandemi. Era globalisasi seluruh dunia telah terintegrasi dengan baik, tidak hanya lewat tatap muka langsung namun bisa hanya melalui dunia maya dengan bantuan teknologi. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam era digital seperti sekarang ini, adopsi teknologi menjadi suatu keharusan bagi UMKM agar dapat bersaing dan bertahan di pasar yang semakin kompetitif. Memulai UMKM berbasis digital dapat membantu keadaan perekonomian, masyarakat dapat memulai usaha mereka dengan berjualan di dunia digital seperti marketplace dan e-commerce. Sebagai generasi muda kita bisa turut andil dan melakukan edukasi tentang pemanfaatan teknologi. Banyak masyarakat menganggap bahwasannya teknologi dapat mematikan usaha-usaha kecil yang ada di UMKM karena orang cenderung banyak melakukan kegiatan berbelanja secara online. Namun, sebenarnya masalah utama yang terjadi tidak seperti itu. Sebagai masyarakat kita tidak perlu memandang segala hal hanya dengan kekurangannya saja, namun kita juga perlu mengikuti perkembangannya agar tidak ketinggalan dan termakan oleh zaman. Pemikiran-pemikiran lawas perlu ditinggalkan dan diperbaharui dengan pemikiran-pemikiran yang baru penuh kreasi dan inovasi. Dari hasil wawancara melalui salah satu pelaku UMKM online menyatakan bahwasannya melakukan bisnis secara online sangat menyenangkan. Bisnis secara online dapat dilakukan dengan mudah dan kapan saja serta memberikan profit yang cukup tinggi.
Pandemi merupakan masa-masa yang sulit untuk kita lalui dan ekonomi merupakan salah satu sektor yang cukup serius terkena dampak pandemi. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku usaha besar hingga kecil terdampak dan sulit untuk memasarkan produknya. Namun, dengan kemajuan teknologi yang ada kita tidak perlu khawatir akan hal tersebut, karena perkembangan teknologi tersebut dapat kita ikuti dan kita manfaatkan untuk mendirikan suatu usaha. Banyak hal yang bis akita lakukan dengan perkembangan teknologi yang ada dan sangat bermanfaat bagi kewirausahaan. Oleh karena itu, sebagai generasi mudah kita harus selalu aktif dalam mengikuti perkembangan zaman terutama dalam hal pemanfaatan teknologi di bidang ekonomi. Sehingga, dapat melakukan transformasi ke UMKM yang terdigitalisasi dan memajukan perekonomian pasca Pandemi Covid-19.
Sesungguhnya tidak ada orang yang ketinggalan zaman, namun hanya orang yang menolak mengikuti perkembangan zaman tersebut.