Oleh : Ni Gusti Ayu Komang Adnya Swari, Ni Kadek Dimas Ayu Pandini, Ni Putu Sintya Dewi, Ni Ketut Windha Lianka Ariskadayanti, I Putu Ari Putra Wiguna, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan permasalahan pemilihan media dan sumber belajar kurikulum mandiri dalam penerapan kurikulum mandiri di sekolah. Kurikulum mandiri memungkinkan guru secara mandiri memilih media dan sumber pembelajaran. Meskipun hal ini menciptakan peluang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, hal ini juga menimbulkan beberapa tantangan. Permasalahan utamanya adalah sulitnya memilih media dan sumber pembelajaran yang tepat, ketidakmampuan guru dalam menggunakannya, dan kurangnya dukungan dari sekolah. Saran untuk mengatasi masalah ini antara lain penggunaan kerangka pemilihan media, penilaian kualitas sumber belajar, pemanfaatan sumber belajar yang beragam, pelatihan guru, pengembangan panduan dan tutorial, kolaborasi antar guru, dan peningkatan penyelesaian infrastruktur sekolah, pengembangan sekolah pendukung kebijakan, dan banyak lagi. Diharapkan dengan mengatasi permasalahan tersebut, guru dapat memanfaatkan media dan sumber belajar secara optimal untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kata kunci : probblematika, media pembelajaran
Abstrack
The aim of this research is to describe the issues related to the selection of media and learning resources in the implementation of the independent curriculum in schools. The independent curriculum allows teachers to independently choose media and learning resources. Although this creates opportunities to enhance the quality of learning, it also presents several challenges. The main issues are the difficulty in selecting appropriate media and learning resources, the inability of teachers to use them effectively, and the lack of support from schools. Suggestions to address these issues include the use of a media selection framework, assessment of the quality of learning resources, utilization of diverse learning resources, teacher training, development of guides and tutorials, collaboration among teachers, improvement of school infrastructure, development of supportive school policies, and more. It is hoped that by addressing these issues, teachers can optimally utilize media and learning resources to improve the quality of learning and achieve national educational goals.
PENDAHULUAN
Problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang membutuhkan penyelesaian atau pemecahan. Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai media yang memuat informasi atau pesan instruksional dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan media yang menyampaikan pesan atau informasi yang memuat maksud atau tujuan pembelajaran. Media pembelajaran sangat penting untuk membantu peserta didik memperoleh konsep baru, keterampilan dan kompetensi. Pemilihan media pembelajaran juga penting adanya dalam kegiatan pembelajaran. Ketepatan pemilihan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di sekolah. Selain itu, kemampuan peserta didik juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Maka dari itu, dalam pemilihan media pembelajaran, selain memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Media pembelajaran sendiri memiliki beragam jenis. Maka dari itu perlu diadakan pemilihan media pembelajaran yang tepat yang bertujuan agar dapat menarik perhatian peserta didik serta memberikan kejelasan objek yang akan diamatinya dalam pembelajaran nanti. Dengan demikian rasa bosan yang biasa dirasakan siswa ketika belajar dengan teknik ceramah secara konvensional pun tidak terjadi, dikarenakan pembelajaran terasa lebih efektif dengan adanya media pembelajaran. Adanya media pembelajaran pun juga membuat siswa lebih aktif dan kreatif ketika sesi belajar mengajar berlangsung. Sehingga siswa dapat mudah memahami materi yang diajarkan saat pembelajaran berlangsung. Kurikulum memiliki peran strategis dan pelaksanaan yang sangat penting dalam merumuskan tujuan, konten materi pembelajaran, dan metode pengajaran sebagai panduan bagi penyelenggaraan kegiatan belajar guna mencapai tujuan pendidikan. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan Kurikulum Merdeka Belajar dengan tujuan untuk membentuk siswa yang berani, mandiri, berpikir kritis, sopan, beradab, dan berakhlak mulia. Kelebihan dari Kurikulum Merdeka Belajar, seperti yang dijelaskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah fokus pada pengembangan potensi siswa dan penekanan pada penerapan materi yang memiliki nilai esensial di setiap tingkatannya, sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran siswa. Oleh karena itu, kehadiran Kurikulum Merdeka Belajar diharapkan dapat mendorong guru untuk menciptakan sistem pembelajaran yang lebih menarik, meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, dan mencapai nilai-nilai Pancasila, yang dikenal sebagai Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran Merdeka Belajar. Penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah melibatkan guru dalam serangkaian praktik pembelajaran, yang dimulai dengan doa pada awal pembelajaran dan diakhiri dengan doa pada akhirnya. Dalam konteks pembelajaran, guru m embentuk kelompok agar siswa dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dengan lebih efektif, serta menghargai saat guru menjelaskan materi. Guru meminta siswa untuk memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan, dan juga memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya apabila ada hal yang kurang jelas, sehingga memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Dalam proses pembelajaran ini, guru menyesuaikan cara pembelajaran dengan kondisi sarana dan prasarana di sekolah.Peran seorang guru yang profesional, kreatif, dan inovatif sangat penting dalam memastikan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan serta dalam membimbing siswa dalam menerapkan sikap Pancasila, baik selama proses pembelajaran maupun di luar jam pelajaran. Dengan adanya Kurikulum Merdeka Belajar, proses belajar-mengajar membutuhkan pengawasan ekstra mengingat keterbatasan sarana dan prasarana yang mungkin ada dalam pelaksanaan kegiatan kurikulum tersebut di sekolah. Oleh karena itu, guru perlu membantu memenuhi pilar-pilar yang adadalam Kurikulum Merdeka Belajar dengan membaca dan mempelajari materi yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
METODE
Adapun metode yang kami gunakan saat melaksanakan observasi yakni, Metode kualitatif dan wawancara yang dimana metode ini lebih dominan digunakan pada saat observasi untuk memahami dan mendeskripsikan fenomena sosial atau budaya secara mendalam dan detail. Metode ini melibatkan pengumpulan data yang bersifat kualitatif, seperti teks, gambar, audio, dan video.
Metode Observasi adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui sesuatupengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yangdiselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana penelitian atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Daripengertian di atas metode observasi dapat dimaksudkan suatu cara pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap situasi atau peristiwa yang ada dilapangan.
Hasil dan Pembahasan
Problematika Guru
Problematika berasal dari kata problem yang artinya permasalahan atau masalah. Menurut KBBI problem artinya hal-hal yang masih belum terpecahkan. Jadi problemtika atau masalah adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan ketidaksesuaian antara teori atau kenyataa yang terjadi. Menurut Abd. Muhith problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu “problematic” yang artinya persoalan atau masalah, kemudian di artikan dalam kamus bahasa Indonesia yaitu problema berarti hal-hal yang belum dapat dipecahkan yang dapat menimbulkan permasalahan.
Problematika guru adalah suatu persoalan atau permasalahan yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan tugasnya, baik dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik di sekolah. Berbagai penelitian dan kajian telah menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya, serta beberapa problematika yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran.
Guru kelas V SD NEGERI 1 SERIRIT berpendapat bahwa beliau merasa memaklumi mengenai pergantian ini, dikarenakan kurikulum harus disesuaikan dengan zaman saat ini dan lingkungan satuan pendidikan dengan adanya sikap terbuka dan mau menerima dalam diri guru serta adanya kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada maka dapat menjadi peluang dalam menciptakan hal-hal yang positif guna mendukung akivitas yang dibutuhkan dalam meningkatkan kompetensi guru. Sehingga perubahan kurikulum ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran lebih menyenangkan dan bervariasi. Untuk kendalanya yaitu pemahaman tersebut belum seratus persen diaplikasikan di kelas.Kendala juga dapat terjadi pada guru untuk menjalankan perannya. Seperti adanya beberapa guru yang masih belum mengerti cara menggunakan media pembelajaran, adapun hal itu disebabkan karena biaya yang dibutuhkan dalam membuat media pembelajaran serta materi yang cukup susah sehingga menimbulkan kesulitan dalam menciptakan media pembelajaran, kurangnya motivasi dan kompetensi guru dalam pelihan media pembelajaran. Selain itu kita juga mengetahui beberapa hal bahwa media pembelajaran merupakan sarana yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran. Masalah ini juga dapat diatasi dengan menggunakan kurikulum baru ini. Kurikulum baru ini memberikan keleluasaan bagi guru dalam membuat media pembelajaran karena sifat kebijakan kurikulum yang fleksibel. Menurut guru kelas V SD NEGERI 1 SERIRIT, perubahan kurikulum terjadi karena kurikulum-kurikulum yang telah ada sebelumnya masih memiliki banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu, guru harus mengikuti tuntunan zaman dan ikut berperan dan mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah terutama dalam kegiatan proyek profil pelajar pancasila. Orang tua pun ikut membantu anaknya mempersiapkan setiap proyek yang akan dilaksanakan oleh anaknya di sekolah.
Problematika guru pada kurikulum merdeka juga memiliki dampat negatif dan positif dalam peenerapannya antara lain, dampak positifnya yaitu pembelajaran berpusat pada murid, menimbulkan motivasi pada siswa, dan membuat siswa lebih terfokus pada pembelajaran. Sedangkan dampak negatifnya itu culture masyarakat yang tidak peduli tentang belajar, respon siswa kurang, murid tidak mau mendengarkan atau memperhatikan, dan guru tidak memiliki motivasi dalam mengajar. Dari semua dari semua respon tersebut, kami memahami bahwa kurikulum masih kurang, apalagi guru sulit menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Hal ini tidak hanya menyangkut kesiapan media tetapi juga keterbatasan metode dan waktu yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Kurangnya konsensus di antara guru-guru lain, dengan kepala sekolah, dan di antara pengetahuan dan keterampilan guru itu sendiri.
KESIMPULAN
Dari permasalahan yang di bahas, maka peneliti menyimpulkan bahwa Problematika merupakan suatu tantangan bagi guru dalam Pendidikan. Adanya perkembangan zaman menjadi latar belakang terjadinya perubahan kurikulum yang menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Perubahan kurikulum tersebut seyogyanya dapat menjawab berbagai permasalahan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kurikulum baru menjadi wajah baru dalam pendidikan di perubahan zaman abad ke 21. Permasalahan tersebut antara lain kurangnya pemahaman dan kompetensi guru, belum terjalinnya kerjasama dengan rekan sejawat, kurangnya sumber daya keuangan, terbatasnya sarana dan prasarana, beragamnya aktivitas dan keterampilan siswa, tidak tersedianya sumber dan materi pembelajaran, terkait dan lain-lain. Media pembelajaran belum beragam atau sulit dibuat, pengelolaan dan administrasi kelas sulit, dan penilaian belum dikuasai.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti merekomendasikan agar guru bersiap menerapkan kurikulum mandiri. Persiapan yang dimaksud mengacu pada pengetahuan, keterampilan, sikap dan kebutuhan untuk mengikuti pelatihan, karena guru harus mampu menyajikan situasi pembelajaran yang menarik sesuai dengan bakat dan minat siswa. Guru juga dapat senantiasa melakukan refleksi dan menyesuaikan pemikirannya terhadap perubahan dalam mencapai tujuannya. Guru kemudian harus mempunyai keterampilan untuk mampu mengeluarkan potensi yang dimiliki peserta didiknya.
DAFTAR PUSAKA
(Rohima, 2023)Fajaryati, D. (2024). Literatur Review : Upaya Guru Dalam Mengatasi Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. 4, 6246–6255.
Hasibuan, M. P., Azmi, R., Arjuna, D. B., & Rahayu, S. U. (2023). Analisis Pengukuran Temperatur Udara Dengan Metode Observasi. GABDIMAS: Jurnal Garuda Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 8–15. http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
Rohima, N. (2023). Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Keterampilan Belajar Pada Siswa. Publikasi Pembelajaran, 1(1), 1–12.
(Fajaryati, 2024)Fajaryati, D. (2024). Literatur Review : Upaya Guru Dalam Mengatasi Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. 4, 6246–6255.
(Hasibuan et al., 2023)Fajaryati, D. (2024). Literatur Review : Upaya Guru Dalam Mengatasi Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. 4, 6246–6255.