Oleh: Putu Palentina Febriani, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Dalam bimbingan konseling proses perkembangan karir seseorang dimulai sejak dini yaitu dari usia kanak-kanak sampai tua yang memiliki tahapan perkembangan karir. Usia 15-18 tahun atau remaja awal merupakan usia yang penting dalam perkembangan dan pemilihan karir. Pada usia tersebut remaja telah menyadari pentingnya sekolah untuk perkembangan karir mereka. Remaja mengetahui bahwa mereka dapat menentukan karir mereka untuk masa depannya yang berkaitan dengan keputusan karir. Pemilihan karir akan semakin sulit ditetapkan jika remaja tidak dapat menetapkan apa yang mereka inginkan. Kemudian di usia 15 dan 16 tahun atau bisa disebut remaja pertengahan, dimana di usia ini seharusnya remaja sudah mampu menentukan tujuan mereka dan mampu mengambil keputusan karir, sehingga remaja sudah mampu memikirkan apa yang ingin mereka laksanakan di usia ini. Kemudian di usia 17 dan 18 tahun seharusnya para remaja ini sudah siap untuk mengambil keputusan karir yang akan mereka jalani tanpa ada keraguan.
Secara tradisional karir dapatlah diartikan dengan berbagai cara, dan tentunya berhubungan dengan posisi pekerjaan yang dimiliki seseorang. Misalnya karir sebagai urutan posisi yang dipegang pada pekerjaan, contoh seorang guru dapat memegang posisi sebagai Kepala Sekolah atau Pengawas di lembaga pendidikan.
Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan dari bentuk kepribadian yang dimiliki oleh setiap manusia. Unsur utama dari teori psikoanalisis adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar dari teori psikoanalisis yaitu mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang jika sudah terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada usia dini atau pada masa anak-anak. Pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan dari pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Teori umum psikoanalisis yang berhubungan dengan karir yaitu ketika seseorang ingin memilih suatu karir, maka dia akan membandingkan keputusan antara dua prinsip yakni tuntutan untuk kepuasan dengan segera (tuntutan id) dan pada saat yang sama ingin mambangun pondasi bagi kesuksesannya di masa depan (penjagaan ego dan superego) Brill (Osiplow, 1973).
Dalam pendekatan psikoanalisis, teori ini memandang bahwa perkembangan karir merupakan suatu jalan untuk memuaskan dorongan dan merupakan manifestasi bagi keinginan yang tersublimasi. Pendekatan psikoanalisis pada dasarnya memandang bahwa pekerjaan merupakan salah satu cara untuk melampiaskan dorongan dan sebagai manifestasi untuk keinginan-keinginan yang tersublimasi.
Beberapa penulis menampilakan beberapa aspek dari perkembangan karir yang dapat dipaparkan dalam hubunganya dengan teori psikoanalisis dengan menggunakan teknik studi kasus diantaranya Glinsky dan Fast (1966) yang mengungkapkan percobaan untuk menampilkan bagaimana masalah identitas sering kali terlihat pada individu yang usianya cenderung masih muda, bisa jadi frekuensinya dapat didefinisikan dalam ruang lingkup kesulitan pengambilan keputusan mengenai karir dan tidak dapat memberikan keputusan karir.
Namun pada orang yang berperilaku tidak teratur, pemilihan karir akan terganggu sejalan dengan pertanggungjawaban perilaku major yang lain. Untuk individu yang kurang beruntung seperti itu, teori psikoanalisa mengungkapkan bahwa tidak ada jalan pintas untuk analisis mendalam yang disusun untuk mengidentifikasi hambatan dalam perkembangan, melepaskannya, dan mempercepat proses menuju kedewasaan.
Kekuatan utama dari pendekatan psikoanalisis terhadap pemilihan karir bersandar pada pemahaman dan integritasnya yang berkenaan dengan teori psikologi pada umumnya.