Oleh : I Komang Hendra Putra wiguna, Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Menurut Philip Kotler, kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia (human psychological traits) yang terbedakan yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi, dan sifat agresif. Ada empat teori kepribadian yang utama, yaitu Teori Kepribadian Freud, Teori Kepribadian Neo-Freud, Ciri (Trait Theory), Teori Konsep Diri. Keempat teori tersebut dianggap banyak dipakai sebagai landasan teori dalam studi hubungan antara perilaku konsumen dan kepribadian.
Sigmund Freud mengemukakan suatu teori psikoanalisis kepribadian (Psychoanalitic Theory of Personality). Teori tersebut dianggap sebagai landasan dari psikologi modern. Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs) atau dorongan dari dalam diri manusia (drive), seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Teori Sigmund Freud tentang kepribadian telah menjadi landasan penting dalam pemahaman psikologi modern. Namun, relevansi dan kritik terhadap teori ini tetap menjadi perdebatan dalam pengembangan kepribadian manusia.
Freud memperkenalkan konsep-konsep kunci seperti struktur kepribadian (id, ego, dan superego), tahap-tahap perkembangan (seperti tahap oral, anal, dan genital), dan konsep-konsep lain seperti mekanisme pertahanan diri (seperti represi, proyeksi, dan sublimasi). Konsep-konsep ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman terhadap pengembangan kepribadian manusia.
Salah satu aspek relevan dari teori Freud adalah pendekatannya terhadap kekuatan tak sadar. Freud mengemukakan bahwa banyak dari perilaku dan keputusan yang kita buat dipengaruhi oleh aspek-aspek tak sadar, yang seringkali sulit diakses secara langsung. Meskipun konsep ini tidak dapat diukur secara langsung, konsep ketidaksadaran ini tetap relevan dalam memahami berbagai tindakan manusia. Pemahaman akan peran ketidaksadaran dalam memengaruhi perilaku manusia juga telah memicu pengembangan metode-metode psikoterapi modern yang mengeksplorasi dan merespons dinamika-dinamika psikologis yang beroperasi di luar kesadaran individu.
Namun, teori Freud juga telah mendapatkan kritik yang signifikan. Salah satunya adalah kekurangan dalam bukti empiris yang kuat untuk mendukung sebagian besar teorinya. Freud sangat bergantung pada kasus-kasus individu dan pengalaman klinis dalam mengembangkan teorinya, yang menimbulkan ketidakpastian dalam generalisasi teori tersebut ke seluruh populasi manusia. Beberapa aspek teori Freud sulit untuk diuji secara empiris atau diukur dengan cara yang dapat diterima secara ilmiah.
Selain itu, beberapa aspek teori Freud tampaknya terlalu deterministik atau terlalu yakin bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh hal-hal tertentu atau kurang memperhitungkan betapa besar pengaruh pilihan individu dalam pembentukan kepribadian. Misalnya, konsep bahwa pengalaman di masa kecil, terutama dalam tahap-tahap perkembangan seksual, akan menentukan kepribadian seseorang di masa dewasa. Ini dianggap terlalu menyederhanakan kompleksitas pengembangan individu, mengabaikan faktor-faktor lingkungan dan sosial yang juga memainkan peran penting dalam pembentukan kepribadian. Selanjutnya, dalam konteks zaman modern, beberapa aspek teori Freud dianggap tidak cukup inklusif dan terlalu terfokus pada dimensi seksualitas. Pendekatan Freud yang sangat terpusat pada seksualitas telah menimbulkan kontroversi dalam aplikasinya terutama dalam konteks keberagaman seksual dan gender yang lebih luas.
Sebagai respons terhadap kritik terhadap teori Freud, banyak psikolog dan ahli psikoterapi mengembangkan pendekatan baru yang memperhitungkan keragaman individu serta mencoba untuk menguji teori-teori mereka dengan lebih cermat secara empiris. Misalnya, pendekatan kognitif, humanistik, dan neurosains telah menghasilkan konsep-konsep baru dalam pemahaman tentang kepribadian manusia, yang lebih inklusif dan memperhitungkan faktor-faktor lain seperti lingkungan, budaya, dan genetika. Meskipun demikian, penting untuk diakui bahwa kontribusi Freud dalam psikologi tidak dapat diabaikan begitu saja. Meskipun ada kekurangan dan kritik terhadap teorinya, gagasan-gagasan Freud memberikan landasan yang penting bagi perkembangan pemikiran psikologis modern.
Oleh karena itu, beberapa aspek teori Freud mungkin tidak lagi sepenuhnya relevan atau mendapatkan kritik yang signifikan, kontribusinya tetap menjadi titik awal yang penting dalam memahami kompleksitas manusia. Psikologi sebagai ilmu terus berkembang, memperhatikan kritik dan menggabungkan elemen-elemen yang relevan dari berbagai teori untuk memperkaya pemahaman kita tentang kepribadian manusia.