SELF MANAGEMENT SEBAGAI NAVIGATOR mencapai keseimbangan hidup generasi milenial

Oleh: Ni Gusti Ayu Putu Sintia Pratami, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha

Di zaman sekarang ini aktivitas manusia lebih padat dibandingkan dengan zaman dahulu. Ini dikarenakan banyak sekali tuntutan kehidupan yang semakin hari kian bertumpuk. Setiap individu memiliki tujuan hidupnya masing-masing yang membuat banyak sekali capaian – capaian yang menunggu didepan. Namun sering sekali karena saking merasa antusias dan bersemangat dalam mengejar capaian tersebut membuat banyak orang menjadi terjebak dengan runtutan proses pencapaian kehidupannya. Salah satu permasalahannya adalah membuat diri sendiri menjadi tidak terkontrol. Tidak terkontrol yang dimaksud disini adalah seseorang yang tidak mampu menyesuaikan kemampuan diri dengan aktivitas atau kegiatan yang diambil sehingga membuatnya menjadi berantakan dan pada akhirnya menimbulkan kecemasan yang berujung setress. Manajemen diri sangatlah dipentingkan di era sekarang karena dengan mampu memanajemen diri segala aktivitas akan terukur dan berjalan sesuai waktu tidak ada yang berlebihan dan tidak ada dikurangkan dan mampu menempatkan prioritas kegiatan yang akan dikerjakan sehingga dapat menjadi lebih efektif dilakukan.

Manajemen diri atau Self Manajemen disini memiliki makna sebagai suatu hal yang mampu diatur entah itu berkaitan dengan waktu, perasaan, keuangan, dll yang tentunya berhubungan dengan keadaan diri. Teknik self manajemen adalah salah satu teknik dalam layanan konseling yang efektif dalam merubah kebiasaan-kebiasaan kurang baik dalam diri menjadi perilaku atau kebiasaan yang lebih positif. Teknik ini biasanya ditunjukan kepada individu yang mengalami kesulitan dalam mengatur dirinya sendiri terutama untuk mengatur kegiatan yang harus di prioritaskan dan dikerjakan terlebih dahulu. Terkadang seseorang yang banyak mengikuti kegiatan, bekerja berlebihan, sulit berbagi waktu untuk dirinya sendiri sehingga kerap mengalami perasaan setres. Ini sangat sejalan dengan kaum milenial yang saat ini sangat produktif mengikuti banyak kegiatan baik itu menambah relasi, memperbaiki performa pekerjaan maupun sekedar menambah pengalaman. Kaum milenial yang membutuhkan teknik ini adalah contohnya para mahasiswa maupun pelajar-pelajar yang tentunya mereka adalah sasaran dari banyaknya munculnya keinginan-keinginan serta pencapaian diri yang tentunya membutuhkan manajemen diri dalam pelaksanaan pencapaian kegiatan tersebut.

Seseorang yang mengalami masalah manajemen diri akan cenderung merasa kesulitan dalam menyelesaikan tugas satu ke tugas berikutnya atau yang lainnya ini disebabkan lagi-lagi karena manajemen diri yang belum terlaksana. Efek dari seseorang yang tidak mampu melakukan manajemen diri adalah yang pertama dapat menyebabkan menurunnya produktivitas diri dalam melakukan suatu kegiatan salah satu contohnya adalah pelajar yang melakukan prokrastinasi atau menunda suatu tugas secara terus menerus sehingga dapat menumpuk dan berakibat tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Kemudian yang kedua adalah tidak mampu memanajemen diri dapat berakibat atau memicu rasa kecemasan dan yang paling fatal adalah tingkat rasa setres yang tinggi. Kedua hal tersebut adalah sedikit banyaknya efek yang ditimbulkan dari ketidakmampuan dalam memanajemen diri, terutama pada pelajar maupun mahasiswa yang banyak mengikuti kegiatan diluar kelas seperti organisasi maupun kegiatan lainnya. Menjadi pelajar maupun mahasiswa memang sangat membutuhkan capaian- capaian agar dapat meng-upgrade diri dengan cara mencoba mengikuti kegiatan di luar mata kuliah atau pelajaran. Namun tetap mengingat bahwa waktu yang dimiliki bukan hanya untuk berorganisasi namun juga belajar. Disinilah kemampuan memanajemen diri terlebih manajemen waktu sangatlah diperlukan, bagaimana kegiatan organisasi dan belajar di kelas tetap harus seimbang sehingga kedua kegiatannya dapat semakin menguntungkan diri dan menjadikan pengalaman semakin banyak.

Dalam melakukan manajemen diri hal yang pertama dilakukan adalah melihat diri sendiri terlebih dahulu dan tentukan masalah manajemen seperti apa yang terjadi pada diri. Lalu setelah itu dapat ditentukan solusi untuk hal yang bermasalah tersebut. Misalnya masalah menunda-nunda mengerjakan tugas sekolah diselesaikan dengan solusi mulai mengerjakan tugas yang memang lebih dekat dengan deadline, jika masih merasa kesulitan tidak ragu bertanya kepada pengajar/guru, dan juga teman yang lebih mengerti sehingga tugas-tugas yang dirasa sulit tidak akan menumpuk dan membuat menjadi setres atau merasa cemas. Setelahnya dapat dilakukan peyakinan dan komitmen terhadap diri dalam melakukan manajemen diri tersebut.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa manajemen diri atau self management ini bisa dipandang sebagai alat navigator atau petunjuk arah dalam mencapai atau membersamai proses pencapaian impian-impian melalui pengikutsertaan kegiatan diluar kelas karena dengan mampu memanajemen diri maka segala sesuatu akan dapat berjalan semua dengan lebih sistematis dan tidak bernatakan. Dengan kemampuan memanajemen diri akan membuat kita semakin dapat mengeksplor bakat maupun potensi diri semakin luas tanpa takut terjadi ketidakseimbangan kegiatan satu dan kegiatan lainnya. Jadi pada intinya segala kegiatan yang kita ikuti akan tetap berjalan tanpa harus ada yang menjadi korban dari kegiatan yang lainnya. Ini sangat sejalan dengan banyaknya prinsip kaum milenial yang selalu ingin mengeksplor diri diberbagai bidang yang menjadikan teknik konseling self management ini menjadi teknik yang sangat selaras diterapkan dan penting dilakukan oleh kaum milenial.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *