Oleh: Putu Cintya Nevrianti, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Menjadi seorang guru merupakan suatu profesi yang sangat mulia. Seorang guru harus memiliki wawasan yang sangat luas dan juga harus memiliki bermacam-macam keterampilan demi menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga penyampaian informasi kepada siswa mampu tersampaikan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran di kelas terjadi karena adanya cara mengajar yang bervariasi sehingga mampu diterima baik oleh peserta didik. Namun, ternyata hanya memiliki keterampilan dan wawasan yang luas tidak cukup bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Diperlukan adanya pemahaman mental peserta didik, dimana setiap peserta didik memiliki kendala tersendiri pada saat proses pembelajaran berlangsung. terlebih lagi nantinya jika setelah lulus dari perguruan tinggi kita mengajar di sekolah negeri, dimana nantinya di sekolah negeri kita akan menemukan siswa yang beragam. Agar mampu mengatasi keberagaman yang ditemukan sebagai calon guru harus memahami ilmu tentang Pendidikan anak berkebutuhan khusus, karena nantinya pasti akan menemukan beberapa anak yang mungkin tergolong kedalam anak berkebutuhan khusus. Adapun contoh anak-anak yang tergolong kedalam anak berkebutuhan khusus yang masih sering ditemukan di sekolah-sekolah umum seperti:
1. Anak disleksia, dimana anak kesulitan dalam memahami huruf dan angka.
2. Anak yang terlalu aktif.
3. Anak yang asik dengan dunianya sendiri serta tidak mau memperhatikan guru dan lingkungan sekitar.
4. Anak yang bermain secara berlebihan karena iya menganggap itu suatu hal yang lucu padahal hal tersebut tergolong kasar bagi siswa biasa.
5. Anak ADHD. Dan masih banyak lagi.
Untuk mengatasi hal tersebut kita sebagai seorang calon guru harus menanamkan ilmu inklusi atau ilmu Pendidikan anak berkebutuhan khusus dalam diri kita, agar nantinya mampu menciptakan kelas yang inklusif keinginan guru menciptakan kelas yang inklusif agar tidak terjadinya aksi bullying terhadap mereka yang tergolong anak berkebutuhan khusus, kelas inklusif ini mengharapkanagar siswa yang lain mampu saling membantu, saling menghargai, dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap siswa yang memiliki kelebihan. Selain itu kesiapan mental seorang guru pun harus disiapkan, karena menangani anak yang memiliki kebutuhan khusus memerlukan tenaga dan kesabaran yang ekstra dibandingkan menghadapi anak-anak biasa. Guru harus memikirkan berbagai cara agar anak yang tergolong ABK ini mampu menerima pembelajaran yang disampaikan di kelas.
Perlunya penanaman ilmu Pendidikan anak berkebutuhan khusus bagi calon guru bertujuan agar nantinya kita mampu mendidik mereka dengan cara yang beragam agar mereka bisa menangkap materi yang disampaikan guru sebagai mana guru pendidik siswa biasa, tentunya sikap dan cara kita sebagai guru berbeda ketika mendidik anak berkebutuhan khusus dengan anak biasa, kata berbeda disini bukan berarti kita membedakan dalam artian mengucilkan mereka, namun kata berbeda disini kita memberikan pengawasan ekstra dan khusus terhadap siswa yang tergolong dalam berkebutuhan khusus, hal ini harus dilakukan karena mereka juga perlu mendapatkan Pendidikan yang layak dan setara seperti anak-anak biasa walaupun mereka memiliki suatu kelebihan atau keterbatasan. Diluar keterbatasan yang dimiliki sehingga dapat mengganggu kecerdasan akademik mereka, anak berkebutuhan khusus kebanyakan memiliki kelebihan yang jarang diketahui oleh orang-orang, hal ini disebabkan karena kurang adanya bimbingan dan pengawasan yang spesifik, sehingga bakat yang mereka miliki ini harus di asah dan dikembangkan, contohnya seperti bakat menggambar, melukis, dan lain sebagainya. Sehingga dijaman modern ini khususnya di Indonesia semua anak layak mendapatkan Pendidikan yang terjamin baik itu anak-anak biasa maupun anak-anak yang tergolong kedalam anak berkebutuhan khusus dengan semua keterbatasan yang dimiliki. Di kota-kota besar sudah terdapat sekolah-sekolah inklusi untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus agar mendapat jaminan Pendidikan yang setara dengan anak-anak pada umumnya. Namun berbeda halnya dengan yang tinggal di desa-desa terpencil dengan keterbatasan biaya dan juga jarak sehingga menyebabkan masih banyak anak-anak yang tergolong memiliki kebutuhan khusus bersekolah di sekolah umum dengan anak-anak biasa, hal inilah yang mebuat calon guru diharapkan mampu menanamkan ilmu Pendidikan inklusi dalam dirinya agar nantinya mampu membantu anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan Pendidikan yang layak walaupun mereka bersekolah di sekolah-sekolah umum.
Sehingga jika seorang guru sudah berbekal ilmu yang luas nantinya akan mampu menciptakan suatu lingkungan belajar yang inklusif hal itu disebabkan karena kesiapan mental dan memahaman guru tentang ilmu Pendidikan anak berkebutuhan khusus. Terlebih lagi kepada calon guru harus benar-benar memahami ilmu tentang ilmu Pendidikan anak berkebutuhan khusus agar nantinya kita tidak terkejut ketika turun kelapangan pada saat mengajar, karena mengajar anak berkebutuhan khusus memiliki tantangan tersendiri bagi guru dimana seorang guru harus mampu memusatkan perhatian siswa agar mau mendengarkan arahannya.