Oleh: Ni Luh Desi Sri Wahyuni dan Melinda Kristina Pane, mahasiswa Semester 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Prasasti ialah serpihan – serpihan masa lalu yang terukir dalam batu dan membentuk cerita bisu dari zaman kuno yang mempesona. Prasasti berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu “Prasada” yang berarti “bermakna”. Bukan hanya batu yang terpahat, prasasti juga sebagai bentuk seni tertua yang menyimpan jejak perjalanan dalam peradaban manusia. Prasasti dengan kemegahan huruf – huruf kuno yang meliuk runcing menghiasi batu, adalah bentuk komunikasi visual yang diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap bagian Prasasti terdapat titik – titik hitam dan putih yang menceritakan banyak kisah yang tidak terhitung, menyimpan banyak sejarah dan makna setiap lekukan dan lengkungan. Dalam sebuah prasasti, banyak tertulis catatan sejarah dan nilai norma – norma serta kebijaksanaan yang menjadi cikal bakal kehidupan manusia.
Tidak hanya sekedar lembaran kering yang membeku dalam waktu, Prasasti adalah jendela menuju zaman lampau yang mengungkapkan kekayaan budaya, kemajuan teknologi, dan peristiwa signifikan. Prasasti adalah penanda monumental yang memberikan kita pemahaman tentang identitas suatu masyarakat, keyakinan, keagamaan dan interaksi sosial pada zamannya. Prasasti juga mencerminkan keindahan seni dan estetika zaman kuno. Dalam setiap goresan kita dapat merasakan keahlian tangan – tangan terampil yang menciptakan karya seni abadi. Ukiran huruf – huruf yang saling melengkapi menjadikan motif – motif geometris yang simetris, menambahkan dimensi keunikan dan keelokan yang membuat prasasti menjadi lebih dari sekedar catatan sejarah, tetapi juga karya seni yang mempesona. Bukan hanya itu saja, prasasti adalah arsip yang hidup dalam melestarikan warisan budaya manusia. Prasasti bukan hanya cermin masa lalu, namun juga menjadi portal menuju pengetahuan dan kebijaksanaan yang dapat membimbing kita pada masa depan. Melalui Prasasti dapat menggali kisah – kisah sejarah yang tidak terlupakan dalam menjalin hubungan dengan akar budaya dan mengapresiasi perjalanan panjang yang membentuk manusia menjadi apa yang kita kenal saat ini. Jadi, Prasasti adalah lebih dari sekedar dari cetakan batu dan menjadi pintu gerbang yang membuka penjara waktu dan membawa manusia dalam perjalanan tidak terlupakan dari masa lalu yang gemilang. Dalam masa modern yang penuh teknologi ini, mengapa kita masih membicarakan tentang prasasti dalam kurikulum anak SD? Ternyata, materi prasasti ini tidak hanya sekedar lembaran batu berisi tulisan kuno, melainkan prasasti adalah sebagai pintu ajaib yang membawa anak – anak ke dalam kisah – kisah efik masa lalu, dapat merangsang imajinasi mereka dan memberikan fondasi yang kuat bagi pemahaman sejarah yang kaya akan identitas budaya. Mari kita menyelam ke dalam alam kisah prasasti yang menyala untuk mengeksplorasi pentingnya bahan ajar ini dalam Kurikulum Merdeka Pendidikan Dasar. Prasasti atau tulisan batu kuno ini bukan sekedar potongan – potongan batu yang terpajang di museum.Prasasti sejatinya adalah saksi bisu perjalanan waktu yang menyimpan kekayaan kisah dan nilai – nilai masa lampau. Memperkenalkan materi prasasti dalam kurikulum anak Sekolah Dasar (SD) bukan hanya sekedar menambah informasi, tetapi sebagai suatu langkah penting untuk membangun dasar pemahaman sejarah dan membentuk pemikiran kritis anak – anak, serta memiliki keunikan dalam mendidik atau pun merangsang rasa ingin tahu anak – anak.
Pertama-tama, mari berbicara tentang daya Tarik kisah-kissah prasasti. Prasasti dengan bentuk ukiran dan bahasanya yang khas, adalah jendela menuju masa-masa kuno yang penuh misteri. Anak-anak yang diperkenalkan dengan prasasti tidak hanya sekedar belajar tentang peristiwa sejarah, tetapi mereka juga dapat terlibat dalam perjalanan tidak terduga yang menghidupkan kembali kisah-kisah sejarah dalam pencapaian besar dan tantangan epik.
Hal pertama, coba bayangkan seorang anak kecil yang matanya berbinar-binar ketika menemukan prasasti kuno yang dapat memberitahukan kisah-kisah luar biasa dari masa lalu. Prasasti sebagai pintu gerbang menuju dunia kuno yang penuh misteri, petualangan, dan keajaiban. Didalam tulisan-tulisan batu ini terkandung kisah para pahlawaan, keajaiban alam, dan pencapaian gemilang manusia. Memahami prasasti bukan hanya mengajarkan anak mengenai sejarah, tetapi juga membuka pintu imajinasi mereka kedunia fantastis yang bisa menyentuh jiwa dan merangsang rasa ingin tahu mereka.
Hal yang kedua, Indonesia sebagai negeri yang kaya akan keberagaman budaya, menyimpan berbagai jenis – jenis prasasti yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Materi prasasti dalam kurikulum anak SD menjadi jembatan ajaib yang menghubungkan mereka dengan kearifan lokal nenek moyang. Prasasti bukan hanya sekedar tulisan kuno yang terpahat, tetapi juga menyimpan kisah-kisah kehidupan dan keyakinan masyarakat pada masa lalu. Anak-anak yang mempelajari prasasti tidak hanya memahami huruf-huruf kuno, tetapi juga belajar menghargai perbedaan budaya, bahasa, dan keyakinan yang akan membentuk keindahan keberagaman di Indonesia.
Hal yang ketiga, prasasti adalah sebagai cerminan sejarah yang dapat mencerminkan identitas suatu bangsa. Memasukkan materi prasasti dalam kurikulum anak SD dapat mengajak mereka untuk menjelajahi akar budaya dan perjalanan panjang peradaban bangsa. Setiap prasasti memiliki cerita tersendiri, menciptakan landasan pemahaman anak anak tentang nilai-nilai moral, tradisi dan perjuangan yang membentuk karakter bangsa Indonesia. Prasasti bukan hanya batuan berlapis debu, tetapi sebagai arsip hidup yang dapat menyatukan kita dengan warisan luar biasa yang patut dibanggakan.
Keempat, belajar prasasti bukan hanya sekedar pembelajaran sejarah, tetapi juga sebuah Latihan intelektual yang merangsang pemikiran kristis dan analitis. Membaca dan memahami prasasti membutuhkan kemampuan untuk Menyusun puzzle linguistik, menganalisis konteks sejarah dan merumuskan interpretasi yang mendalan. Anak-anak yang terlibat dalam belajar materi prasasti akan mengasah keterampilan berpikir kritis mereka, membuka pikiran untuk menerima sudut pandang yang berbeda, dan memupuk rasa ingin tahunya.
Kelima prasasti tidak hanya mengajarkan tentang sejarah dan kebudayaan, tetapi juga membentuk karakter yang bernilai positif. Melalui perjalanan yang panjang pada masa lalu, anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai seperti keberanian, ketekunan, dan keadilan yang tercermin dalam tulisan-tulisan batu. Prasasti memberikan sebuah pelajaran hidup bahwa pencapaian yang besar membutuhkan ketekunan dan nilai-nilai moral yang menjadi fondasi kuat untuk membangun masyarakat yang adil dan harmonis.
Keenam materi prasasti dalam kurikulum anak SD bukan hanya pendidikan tentang masa lalu, tetapi juga investasi dalam cinta tanah air. Dengan mempelajari prasasti, anak-anak menjadi saksi perkembangan peradaban bangsanya sendiri. Ini merupakan langkah pertama menuju rasa cinta dan tanggung jawab terhadap tanah air. Prasasti menjadi alat yang mempersatukan anak-anak dengan sejarah bangsanya, menciptakan rasa kebanggaan dan keterhubungan yang akan membimbing mereka dalam melangkah kemasa depan. Prasasti bukan hanya lembaran kering dari masa lalu. Namun, prasasti juga dapat menyampaikan pelajaran yang berharga untuk kehidupan sehari-hari.
Dalam memasukkan materi prasasti kedalam Kurikulum Merdeka untuk anak SD, pendekatan yang kreatif dan interaktif sebagai kunci efektivitas. Salah satu caranya adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran prasasti dalam berbagai mata pelajaran, membentuk peta konsep yang memadukan sejarah, seni, dan keterampilan analitis. Dalam mata pelajaran sejarah, anak-anak dapat diajak untuk menggali prasasti sebagai sumber utama informasi pada masa lalu. Mereka bisa melakukan “ ekspedisi prasasti” virtual atau pun dapat melakukan kunjungan ke museum dengan panduan yang disesuaikan untuk tingkat usia mereka. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya membaca tentang prasasti di buku Pelajaran saja, tetapi mereka juga dapat merasakan sensasi langsung dan mengembangkan rasa ingin tahu mereka terhadap masa lalu.
Sementara itu, dalam mata pelajaran seni prasasti dijadikan sebagai karya seni monumental. Anak-anak dapat mengamati detail estetika pada prasasti, mencoba meniru huruf-huruf kuno, atau bahkan membuat prasasti mini dari berbagai bahan-bahan yang sederhana. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan pengalaman praktis, tetapi juga membangun apresiasi terhadap nilai seni dalam konteks sejarah. Untuk memperkaya keterampilan analitis anak – anak, prasasti bisa dijadikan sebagai dasar pembelajaran bahasa. Anak-anak dapat memecahkan teka-teki huruf-huruf kuno, menerjemahkan tulisan kuno, atau bahkan membuat prasasti kecil dengan pesan mereka sendiri. Hal ini dapat melibatkan keterampilan membaca, menulis, dan berpikir kritis, sekaligus memberikan konteks sejarah pada keterampilan bahasa mereka. Jadi, materi prasasti dalam kurikulum anak SD bukan hanya tentang memahami masa lalu saja tetapi juga dapat membentuk generasi yang menghargai dan memahami warisan budaya Indonesia. Ini merupakan langkah awal menuju pendidikan yang holistik, dimana anak-anak tidak hanya belajar fakta-fakta sejarah namun juga mengembangkan keterampilan dan nilai-nilai yang akan membimbing mereka melalui perjalanan hidup. Prasasti sebagai tulisan batu penuh kisah, menjadi sarana untuk merajut benang-benang waktu dan menjadikan anak-anak sebagai pewaris yang cerdas serta peduli terhadap warisan nenek moyang.