Urgensi Calon Guru BK Mempelajari Teori Konseling Behaviorisme untuk Atasi Kecemasan Belajar Siswa

counselor, icon, school counselor-1294858.jpg

Oleh : Ni Komang Anggun Melati Saputra

Tidak dapat dipungkiri pembelajaran di sekolah yang cukup padat dapat menyebabkan timbulnya kecemasan pada siswa. Kecemasan tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk dari kecemasan belajar. Kecemasan belajar ini tentu tidak terjadi begitu saja, melainkan dipicu oleh suatu penyebab. Oleh karena itu, dalam kondisi ini peran guru BK sangat diperlukan untuk menangani persoalan siswa terkait dengan kecemasan belajar tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan terapi konseling behaviorisme dengan teknik relaksasi.

Kecemasan belajar merupakan suatu bentuk kecemasan yang dialami siswa dalam proses akademiknya di sekolah. Timbulnya kecemasan belajar siswa tentu sangat merugikan dan menggangu konsentrasi pembelajaran bagi siswa itu sendiri dan menghambat jalannya pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas. Tanda dari kecemasan belajar itu sendiri yaitu adanya rasa tegang atau ketidaknyamanan dalam mengerjakan sesuatu. Hal tersebut dapat terjadi pada siapa saja, baik siswa perempuan atau laki-laki. Peristiwa ini kerap terjadi ketika siswa merasa khawatir akan hasil yang diperoleh saat mendapat tugas maupun soal ulangan. Kecemasan belajar dapat dipicu karena siswa merasa bahwa ia kurang siap secara fisik maupun mental. Reaksi yang dapat terjadi saat siswa mengalami rasa cemas dilihat dari segi fisiknya yaitu tubuh gemetar, gelisah, kaki digoyang-goyangkan, keluar keringat dingin, badan lemas, pegal-pegal, sakit kepala, pusing, mual, dan lainnya. Sedangkan reaksi dari segi mental yaitu mucul rasa khawatir, sedih, pikiran yang kacau, bimbang, dan takut untuk mengerjakan sesuatu.

Dalam kondisi ini peran guru BK sangat penting dan diperlukan untuk mengatasi persoalan kecemasan belajar yang dialami siswa, jika tidak segera ditangani maka akan menimbulkan dampak yang lebih parah kedepannya bagi keberlangsungan akademiknya. Guru BK memiliki kewenangan untuk mengobservasi latar belakang atau faktor yang menimbulkan adanya peristiwa kecemasan belajar siswa, tentu dengan memperhatikan prosedur-prosedur bimbingan dan konseling. Guru BK akan memberikan penanganan yang sesuai, tidak dapat sembarangan memberikan layanan maupun solusi karena akan berdampak buruk bagi siswa itu sendiri.

Salah satu teori konseling yang menarik dan cocok digunakan untuk mengatasi kasus kecemasan belajar adalah teori behaviorisme. Teori behaviorisme merupakan teori yang dipopulerkan oleh J.B Watson pada tahun 1913. Teori ini identik dengan perubahan tingkah laku manusia yang dapat diamati dan diukur. Teori behavioristik memiliki prinsip bahwa perilaku yang muncul pada diri manusia merupakan suatu hasil dari proses belajarnya. Belajar tersebut merupakan bentuk dari sebuah interaksi antara stimulus dengan respon. Sehingga siswa dikatakan telah belajar apabila terdapat perubahan pada perilakunya akibat dari interaksi stimulus dan responnya. Oleh karena itu kecemasan belajar yang dialami siswa dapat ditangani oleh guru BK dengan cara memberi stimulus-stimulus yang dapat meredakan kecemasannya, dengan harapan siswa mampu menunjukkan respon yang tidak mencerminkan adanya kecemasan belajar dalam dirinya.

Berdasarkan teori behaviorisme seorang calon guru BK sangat penting mempelajari teori ini. Setiap siswa tentu memiliki karakteristik perilaku dan sifat yang berbeda-beda, permasalahan yang dialami juga tentu berbeda. Maka disinilah peran guru BK diperlukan untuk membantu siswa agar kegiatan belajar di sekolah tetap dapat berjalan dengan lancar meskipun terdapat hambatan yang dialami siswa. Calon guru BK harus paham betul bagaimana menerapkan teori behaviorisme dengan tepat dan sesuai dengan prosedur. Perubahan perilaku ke arah yang lebih positif adalah tujuan yang ingin dicapai dari teori ini, maka antara guru BK dengan siswa harus berinteraksi dengan maksimal agar stimulus dan respon yang dihasilkan mampu mencermikan terjadinya sebuah proses belajar pada diri siswa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *