Oleh: Ni Kadek Asti Duwi Yanti, Mahasiswa S1 Bimbingan Konseling 2024, Universitas Pendidikan Ganesha
Bimbingan Konseling merupakan proses pemberian bantuan oleh seorang konselor kepada individu maupun kelompok untuk mengatasi masalah dan juga mengembangkan potensi diri. Bimbingan Konseling bertujuan untuk mendukung perkembangan individu dalam konteks pendidikan seperti meningkatkan kesejahteraan dan juga emosional individu, mengembangkan keterampilan komunikasi , pengelolaan emosi dan kemampuan interpersonal yang diperlukan untuk berinteraksi secara efektif, dan juga dapat membantu dalam membuat keputusan yang tepat mengenai pendidikan dan karier, memberi dukungan dalam mengtasi masalah pribadi dan sosial serta membantu individu mengidentifikasi sumber masalah dan merumuskan strategi permasalahan yang dimiliki.
Bimbingan konseling memainkan peran yang sangat penting dalam membantu siswa menghadapi tantangan emosional, pendekatan yang dapat diterapkan dengan konseling pribadi yang berisikan pembahasan perasaan dan kekhawatiran mereka dalam lingkungan yang aman, dan dalam meningkatkan rasa nyaman untuk berbagi. Pengelolaan emosi mengajarkan teknik seperti relaksasi, meditasi, dan pernapasan dalam membantu siswa mengatasi stres dan juga kecemasan. Kegiatan refleksi yang mendorong siswa untuk menulis jurnal emosional atau berdiskusi tentang pengalaman yang mereka dapat dan juga meningkatkan pemahaman diri. Kerjasama dengan orang tua menciptakan dukungan emosional yang konsisten bagi siswa di rumah dan sekolah. Keterampilan dasar dalam bimbingan konseling mendorong siswa untuk mengenali dan memahami emosi mereka sendiri. Ini bisa dilakukan melalui aktivitas refleksi yang merujuk pada proses berpikir mendalam mengenai pengalaman, emosi dan juga tindakan seseorang, ini melibatkan penilaian kritis terhadap pengalaman pribadi untuk memahami makna dan juga dampaknya, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Dalam konteks pendidikan refleksi memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, yang memungkinkan guru dan siswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pengajaran dan pembelajaran.
Pengajaran seperti jurnal emosional yang berkaitan dengan keterampilan dasar dalam bimbingan konseling yang mencakup pemahaman dan penerapan berbagai teknik yang diperlukan oleh konselor untuk membantu klien keterampilan dasar dan meliputi kemampuan mendengarkan, memparafrase, mengajukan pertanyaan, dan merefleksikan perasaan. Keterampilan ini penting untuk membangun hubungan yang efektif antara konselor dengan klien, serta untuk memastikan bahwa proses konseling berjalan dengan baik.
Keterampilan mendengarkan harus memberikan perhatian penuh pada klien, yang bisa ditunjukkan melalui kontak mata dan juga bahasa tubuh yang mendukung. Keterampilan memparafrase yang melibatkan pengulangan kembali apa yang dilakukan dengan cara yang menunjukkan pemahaman, teknik ini tidak hanya membantu konselor memastikan bahwa mereka memahami klien dengan benar, tetapi juga memberikan kesempatan kepada klien untuk memperjelas atau mengkoreksi jika diperlukan. Keterampilan mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka dan tertutup untuk menggali lebih dalam perasaan dan pemikiran klien. Keterampilan dalam merefleksikan perasaan ini memungkinkan konselor untuk menangkap dan mengkomunikasikan kembali keperasaan klien, hal ini cukup penting karena sering kali klien tidak sepenuhnya menyadari atau memahami emosi mereka sendiri.
Mengajarkan teknik untuk mengelola emosi negatif, seperti stres dan juga kecemasan, teknik yang dapat digunakan seperti. Teknik relaksasi pernapasan dengan cara tarik nafas dalam-dalam kemudian hembuskan perlahan untuk menenangkan pikiran. Mindfulnes atau latihan meditasi dan perhatian penuh dapat membantu menjaga fokus pada saat ini dan dapat mengurangi kecemasan. Aktivitas fisik olahraga yang dilakukan secara teratur bertujuan untuk meningkatkan suasana hati dengan melepaskan endorfin. Dukungan sosial dengan cara berbagi perasaan dengan teman ataupun keluarga yang dapat meringankan beban emosional.
Meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial yang dilakukan oleh individu maupun kelompok, hal ini dapat membantu siswa dalam belajar bekerja sama dan memahami presfektif orang lain. Menjadi pendengar aktif fokus penuh saat orang lain berbicara, dan juga bisa dengan mengajukan pertanyaan untuk memperdalam pemahaman. Latihan public speaking dengan cara berlatih berbicara di depan umum untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan dalam menyampaikan pesan. Komunikasi non-verbal yang lebih memperhatikan bahasa tubuh, kontak mata, dan juga ekspresi wajah untuk memperkuat pesan yang disampaikan. Diskusi teratur seperti dengan cara berpartisipasi dalam diskusi kelompok untuk melatih kemampuan dalam berbicara dan mendengarkan secara bergantian.
Dukungan emosional sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang dimana dapat mendukung siswa agar merasa nyaman dalam mengungkapkan perasaan atau isi hati mereka. Guru dan orang tua harus bisa menerima atupun mendengarkan siswa atau anak dengan penuh perhatian, tanpa menghakimi mereka, agar mereka merasa lebih dihargai dan dipahami. Menciptakan suasana kelas yang inklusif dan juga mendukung, dimana siswa merasa aman untuk berbagi perasaan mereka. Pelatihan keterampilan emosional seperti dengan mengadakan workshop untuk membantu siswa dalam mengenali dan juga mengelola emosi mereka. Dukungan dari konselor sekolah yang dapat memberikan bimbingan emosional dan strategi coping, sehingga konselor dapat lebih mudah untuk memberikan bantuan dan juga pemahaman kepada siswa yang sedang menghadapi tantangan emosional.
Keterampilan dasar konselor harus menguasai keterampilan mendengarkan, memparafrase, mengajukan pertanyaan, dan merefleksikan perasaan untuk membangun hubungan yang baik dengan siswa. Kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan siswa yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan juga mendukung, setiap proses ataupun tahapan dalam konseling memerlukan keterampilan yang tepat untuk memastikan siswa merasa nyaman dan terlibat dalam proses. Konselor juga perlu memberikan dukungan emosional yang konsisten agar para siswa dapat mengatasi tantangan yang dihadapi.