KINERJA TENAGA PENDIDIK SESUAI PANCASILA PENTINGNYA PANCASILA DALAM MENDIDIK PESERTA DIDIK DI SD

notebook, hand, pen-2178656.jpg

Oleh: Dwi Putri Marheni Br Purba prodi Bimbingan dan konseling dan Ida Bagus manuangga Pradnyana prodi pendidikan guru sekolah dasar, Universitas Pendidikan Ganesha

Pancasila memiliki peran sentral dalam mendidik peserta didik di Sekolah Dasar (SD) di Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bukan hanya menjadi landasan filosofis negara, tetapi juga memberikan kerangka etika dan moral yang penting untuk dibangun sejak usia dini. Dalam konteks SD, penerapan Pancasila dalam pendidikan bukan hanya tentang menyampaikan materi pelajaran, melainkan membentuk karakter dan sikap positif peserta didik.

Pertama-tama, Pancasila memberikan dasar moral yang kuat untuk membimbing perilaku anak-anak. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, membantu membentuk kesadaran spiritual dan moral peserta didik. Dengan memahami adanya kekuatan yang lebih tinggi, anak-anak dapat mengembangkan rasa hormat, tanggung jawab, dan kesadaran terhadap nilai-nilai kebaikan. Ini merupakan pondasi utama dalam pembentukan karakter yang baik.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menekankan pentingnya perlakuan adil dan beradab terhadap sesama. Di SD, guru dapat mendorong anak-anak untuk memahami dan menghargai perbedaan, menciptakan lingkungan inklusif yang mempromosikan persatuan di tengah keberagaman. Melalui pengajaran dan contoh nyata, peserta didik dapat memahami bahwa keadilan, toleransi, dan sikap beradab merupakan nilai-nilai fundamental yang perlu dijunjung tinggi.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, menjadi dasar bagi pengembangan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Di SD, guru memiliki peran besar dalam membentuk identitas nasional anak-anak, menjelaskan sejarah bangsa, dan menanamkan rasa kebangsaan. Dengan memahami arti persatuan, peserta didik dapat mengembangkan sikap kebersamaan dan tanggung jawab terhadap bangsa.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, merangsang perkembangan pemahaman demokrasi. Di lingkungan SD, guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berbicara, mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain. Ini membentuk dasar penting dalam mengembangkan keterampilan sosial, partisipasi, dan pemahaman konsep demokrasi.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memberikan panggung untuk membahas isu-isu keadilan dan kebersamaan. Guru di SD dapat memperkenalkan konsep keadilan sosial dengan cara yang dapat dipahami oleh anak-anak, seperti berbagi, tolong-menolong, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan demikian, peserta didik dapat tumbuh dengan kesadaran sosial yang kuat. Pancasila juga mendukung pembentukan karakter melalui konsep gotong royong. Gotong royong, yang tercermin dalam Sila Pertama dan Sila Ketiga, mengajarkan nilai saling membantu dan bekerja sama untuk kebaikan bersama. Di lingkungan SD, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang mendorong kolaborasi dan partisipasi aktif peserta didik. Melalui pengalaman gotong royong, anak-anak belajar bahwa keberhasilan pribadi terkait erat dengan keberhasilan bersama. Ketertiban dunia dan kehidupan bermasyarakat, yang dijelaskan dalam Pembukaan UUD 1945, juga dapat diintegrasikan dalam pembelajaran di SD. Guru dapat menjelaskan kepada peserta didik bahwa ketertiban adalah prasyarat untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan bersama. Melalui pengertian ini, anak-anak dapat mengembangkan sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Pentingnya Pancasila dalam mendidik peserta didik di SD juga terkait dengan pembentukan moral dan etika. Melalui nilai-nilai Pancasila, guru dapat membimbing anak-anak dalam membuat keputusan moral dan mengatasi konflik. Pembelajaran etika dan moralitas akan membantu peserta didik memahami perbedaan antara benar dan salah, serta mengembangkan kesadaran diri terhadap konsekuensi dari tindakan mereka. Namun, tantangan juga muncul dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di SD. Guru perlu memiliki pemahaman mendalam tentang makna dan relevansi Pancasila dalam konteks pendidikan. Pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru menjadi hal yang krusial untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan dengan baik dalam proses pembelajaran. Dalam menghadapi perkembangan teknologi dan globalisasi, guru juga perlu memadukan nilai-nilai Pancasila dengan tantangan kontemporer. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat diarahkan untuk mendukung pemahaman dan aplikasi nilai-nilai Pancasila di era digital

Dalam kesimpulannya, pentingnya Pancasila dalam mendidik peserta didik di SD tidak hanya terbatas pada aspek pengetahuan, tetapi lebih pada pembentukan karakter dan sikap positif. Guru memiliki peran kunci dalam membawa nilai-nilai Pancasila menjadi pengalaman belajar yang nyata dan relevan bagi peserta didik. Dengan pendekatan holistik yang melibatkan aspek moral, etika, dan sosial, pembentukan karakter anak-anak di SD dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang kokoh, berintegritas, dan mencintai tanah airnya.

Seperti yang saat ini kita ketahui bahwa kurikulum merdeka itu ditandai dengan profile Pancasila yaitu karakter yang diharapkan bagi peserta didik nantinya yaitu sesuai dengan nilai-nilai luhur  yang terkandung dalam Pancasila dan profile Pancasila ini sendiri juga penyesuaiannya diutamakan dengan beriman, bertakwa pada Tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Sehingga tenaga pendidik harus memiliki peran dalam mewujudkan profil Pancasila itu tertanam dalam diri peserta didik, karena bagaimana pun tenaga pendidik adalah contoh dan teladan bagi peserta didik yang mengatur perencanaan belajar khususnya berfokus pada pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

PERAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK SESUAI NILAI-NILAI PANCASILA

Namun tidak hanya guru bidang studi saja yang berperan dalam membentuk karakter peserta didik tetapi guru bk sendiri juga memiliki peran penting di dalamnya. Guru bk sendiri memiliki kewajiban atau tugas dengan memberi pemahaman dan pengetahuan kepada peserta didik terkait karakter profil Pancasila itu seperyi apa dan nilai nilai luhur yang terkandung Pancasila itu bagaimana di dalam sesi bimbingan, diskusi kelompok, atau kegiatan- kegiatan yang dilakukakan seorang guru bk nantinya.

tidak hanya itu guru bk juga bertugas dalam membantu peseta didik bagaimana caranya peserta didik itu dapat mengembangakan bagaimana perilaku dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, membantu peserta didik agar meningkatkan keterampilan bersosialnya karena di dalam prinsip Pancasila menekankan bahwa kita harus menamkan kebersamaan yang kuat, musyawarah yang dimana dalam bersosial itu kita harus memusyawarahkan jika ada ketidaksamaan kita dalam suatu hal sehingga memuat keputusan Bersama nantinya dan keadilan dengan tidak bersikap baik saja pada teman yang punya uang saja namun guru bk memberi bimbingan  bahwa peserta didik harus bersikap baik pada semua orang tanpa memandang apapu  sehingga bisa disebut adil dan melalui sesi diskusi dan refleksi, guru BK bertugas merangsang pemikiran kritis peserta didik tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi. sehingga Diskusi ini nantinya bisa  membuka ruang untuk pemahaman mendalam dan pertimbangan etis bagi peserta didik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *